Mahasiswa-mahasiswi Universitas Udayana (Unud) Bali, yang sedang mengadakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Tangkup, Kabupaten Karangasem, mengadakan kegiatan Tangcenting (Tangkup Cegah Stunting) untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara mencegah stunting (ketengkesan).

"Seringkali ada kesalahpahaman terkait stunting, yaitu gemuk bukan berarti tidak stunting, padahal stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan makan," kata Nutrisionis Ahli Muda Ni Made Sulastri STr,Gz selaku narasumber kegiatan Tangcenting di Karangasem, Sabtu.

Sulastri menambahkan, stunting juga disebabkan karena gizi tidak seimbang. Kemudian, stunting bukan hanya disebabkan oleh kurang gizi, tetapi juga kurangnya kebersihan. 

Baca juga: Ilmu Komunikasi Unud dan yayasan yatim piatu rayakan Hari Anak

Dalam kegiatan mahasiswa KKN Unud yang dilakukan di Balai Serbaguna, Desa Tangkup, Kabupaten Karangasem itu juga disampaikan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi balita stunting (tinggi badan menurut umur) di Kabupaten Karangasem mencapai 22,9 persen. 

"Stunting juga dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual anak, kondisi ekonomi, serta kemampuan reproduksinya nanti ketika dewasa," ujarnya.

Oleh karena itu, tujuan diadakan sosialisasi dalam kegiatan KKN mahasiswa Unud tersebut untuk memberikan informasi serta meningkatkan kepedulian orang tua bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak, khususnya saat anak berusia 0-6 bulan.

Selain menjelaskan mengenai stunting, Sulastri juga menjelaskan mengenai cara mengukur Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Lingkar Kepala Atas (LIKA). 

Baca juga: Guru Besar Udayana sebut alsintan wujudkan kemandirian pangan

Setelah sesi pemaparan materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan kuis. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dari pihak desa dan masyarakat setempat karena dinilai dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan orangtua mengenai pemberian ASI eksklusif bagi bayi.

"Program sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang untuk memperbaiki kualitas kesehatan anak Indonesia, khususnya di Desa Tangkup, sehingga berdampak juga terhadap sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas," ujar Sulastri. 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022