Denpasar (Antara Bali) - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan, warga Kintamani, Kabupaten Bangli, memerlukan pekerjaan alternatif di luar menambang pasir atau galian C agar tidak memperparah kerusakan alam di kawasan wisata kaldera Gunung Batur.

"Harusnya pemerintah bisa mencarikan jalan keluarnya, masyarakat harus diberikan alternatif pekerjaan yang lain," katanya di Denpasar, Rabu.

Jika masyarakat Kintamani terus-menerus menggantungkan hidup dari usaha penambangan pasir, ucap dia, tentu akan merusak kawasan yang telah ditetapkan sebagai Global Geopark Network (GGN) oleh badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan (UNESCO).

Menurut dia, perlu dikaji pula, apakah yang menggali pasir selama ini warga asli Kintamani atau dari daerah lain. "Mungkin juga orang luar yang ikut mencari penghidupan di sana. Kami dorong Bupati Bangli untuk menghapus galian C, karena akan merusak fisik yang selama ini menjadi objek pariwisata di sana," katanya.

Ia mengingatkan bahwa galian C itu ada umurnya dan sampai beberapa tahun sudah habis. Ngurah Wijaya mengajak pemerintah bisa berkaca dari kejadian di Kusamba, Klungkung, yang dieksploitasi secara terus-menerus.

"Jika sudah tidak ada mata pencaharian, dan turis sudah tidak datang lagi karena rusaknya lingkungan, lalu apa yang bisa dikembangkan dari Batur?" ujarnya mempertanyakan.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012