Singaraja (Antara Bali) - Garam berbentuk piramida yang diproduksi PT Neo Logis Surabaya (NLS) di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali, menembus pasar Jepang.
    
"Saat ini harga jual garam piramida sekitar Rp250 ribu per kilogram, naik dua kali lipat dibandingkan harga jual pada 2009," kata Manajer PT NLS Made Widnyana di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa.
    
Dalam satu tahun NLS mengekspor 700 kilogram garam piramida ke Jepang dengan merek dagang Laut Bali, Super Tejakula, dan Pyramidion. "Garam piramida yang kami ekspor itu sudah sangat populer di Jepang," katanya.
   
Oleh sebab itu, dia akan menaikkan volume ekspor garam piramida pada tahun depan menjadi 1,4 ton untuk memenuhi pasar garam di Jepang.. "Restoran di Jepang suka menggunakan garam berukuran besar karena terlihat eksotik saat dihidangkan di meja makan," kata Widnyana.
    
Garam merek Laut Bali diproduksi warga pesisir Tejakula dengan mengolah air laut yang belum tercemar menggunakan peralatan tradisional yang sangat sederhana.
    
Air laut dialirkan dan disaring melalui wadah berbentuk kerucut  yang terbuat dari bambu. Proses penyaringan membutuhkan waktu satu sampai dua hari. Selanjutnya, air dipindahkan ke pelepah batang pohon kelapa untuk dikeringkan selama satu sampai dua hari, tergantung cuaca.
    
"Garam produksi Tejakula ini kaya akan mineral dan rasanya tidak seasin garam lainnya," kata Widnyana.(MDE/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012