Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyampaikan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi cara mempercepat penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri karena upaya itu tidak dapat terwujud apabila mengandalkan satu kementerian/lembaga.
“Tidak mungkin negara akan berjalan sendiri, tidak mungkin negara bisa menjawab peluang kerja yang sangat besar di luar negeri sendiri. Jadi, kerja sama dan kolaborasi ini penting dan strategis,” kata Benny saat jumpa pers selepas menutup pertemuan Employment Business Meeting (EBM) di Badung, Bali, Rabu.
Oleh karena itu, BP2MI menggelar Employment Business Meeting di Bali pada 25–27 Juli 2022 demi mempertemukan para perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI), agen penyedia kerja di luar negeri, perwakilan Indonesia di luar negeri, dan pihak terkait lainnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 3 hari itu, para peserta menjajaki peluang kerja sama di bawah skema antarpemerintah (G to G), dan juga antarswasta (P to P), juga bertukar informasi mengenai pengiriman pekerja migran Indonesia, regulasi-regulasi terkait.
Baca juga: BP2MI pertemukan para agen penempatan pekerja migran
BP2MI pada pertemuan itu juga memastikan kepada agen penyedia kerja (employment agency) di luar negeri bahwa buruh migran Indonesia yang dikirim merupakan pekerja-pekerja terampil dan telah memenuhi standar.
“Kepada pihak employment agency kami ingin yakinkan bahwa negara tidak akan main-main. Negara akan serius, fokus, menempatkan pekerja yang terampil dan profesional, yang memiliki keahlian sesuai pekerjaan yang dipilih, dan memiliki kemampuan berbahasa asing yang cukup,” kata Benny saat menyampaikan sambutan pada acara penutupan.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para agen penyedia kerja di luar negeri untuk tidak ragu menggunakan jasa pekerja dari Indonesia karena BP2MI menjamin keahlian dan keterampilan mereka.
“Jangan ada keraguan sedikit pun, karena bagi negara, bagi Pemerintah Indonesia, para PMI adalah dignity, harga diri kami sehingga tidak mungkin kami menempatkan para pekerja yang tidak memenuhi harapan para employment agency di luar negeri,” kata Kepala BP2MI.
Hingga pertengahan 2022, Benny menyebut Indonesia telah menempatkan sekitar 75.000 pekerja migran ke 69 negara, termasuk di antaranya 481 PMI ke Korea Selatan di bawah skema kerja sama antarpemerintah (G to G) minggu ini (25/7).
Dengan jumlah itu, Benny optimis sampai akhir tahun jumlah PMI yang diberangkatkan ke luar negeri dapat mencapai ratusan ribu pekerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
“Tidak mungkin negara akan berjalan sendiri, tidak mungkin negara bisa menjawab peluang kerja yang sangat besar di luar negeri sendiri. Jadi, kerja sama dan kolaborasi ini penting dan strategis,” kata Benny saat jumpa pers selepas menutup pertemuan Employment Business Meeting (EBM) di Badung, Bali, Rabu.
Oleh karena itu, BP2MI menggelar Employment Business Meeting di Bali pada 25–27 Juli 2022 demi mempertemukan para perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI), agen penyedia kerja di luar negeri, perwakilan Indonesia di luar negeri, dan pihak terkait lainnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 3 hari itu, para peserta menjajaki peluang kerja sama di bawah skema antarpemerintah (G to G), dan juga antarswasta (P to P), juga bertukar informasi mengenai pengiriman pekerja migran Indonesia, regulasi-regulasi terkait.
Baca juga: BP2MI pertemukan para agen penempatan pekerja migran
BP2MI pada pertemuan itu juga memastikan kepada agen penyedia kerja (employment agency) di luar negeri bahwa buruh migran Indonesia yang dikirim merupakan pekerja-pekerja terampil dan telah memenuhi standar.
“Kepada pihak employment agency kami ingin yakinkan bahwa negara tidak akan main-main. Negara akan serius, fokus, menempatkan pekerja yang terampil dan profesional, yang memiliki keahlian sesuai pekerjaan yang dipilih, dan memiliki kemampuan berbahasa asing yang cukup,” kata Benny saat menyampaikan sambutan pada acara penutupan.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para agen penyedia kerja di luar negeri untuk tidak ragu menggunakan jasa pekerja dari Indonesia karena BP2MI menjamin keahlian dan keterampilan mereka.
“Jangan ada keraguan sedikit pun, karena bagi negara, bagi Pemerintah Indonesia, para PMI adalah dignity, harga diri kami sehingga tidak mungkin kami menempatkan para pekerja yang tidak memenuhi harapan para employment agency di luar negeri,” kata Kepala BP2MI.
Hingga pertengahan 2022, Benny menyebut Indonesia telah menempatkan sekitar 75.000 pekerja migran ke 69 negara, termasuk di antaranya 481 PMI ke Korea Selatan di bawah skema kerja sama antarpemerintah (G to G) minggu ini (25/7).
Dengan jumlah itu, Benny optimis sampai akhir tahun jumlah PMI yang diberangkatkan ke luar negeri dapat mencapai ratusan ribu pekerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022