Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Bali Denpasar Opik Taufik mengatakan delegasi Thailand untuk ASEAN Social Security Association (ASSA) tertarik dengan skema Jaminan Pensiun (JP) yang dikelola BPJAMSOSTEK.
"Terkait pembayaran pensiun, kalau di kita, manfaat pensiun itu nominalnya atau angkanya diberikan kepada peserta mengikuti angka inflasi. Kalau di mereka (Thailand-red) masih flat (tetap)," kata Opik Taufik di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menerima delegasi Thailand untuk ASEAN Social Security Association (ASSA) yang berkunjung ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Bali Denpasar.
Kunjungan perwakilan Negeri Gajah Putih itu diterima Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia. Selain itu juga dihadiri sejumlah pejabat BPJAMSOSTEK Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Papua (Banuspa).
Opik mengatakan pembayaran manfaat pensiun di Indonesia lebih menguntungkan dibandingkan Thailand. "Jadi, kalau di Thailand, berdasarkan perhitungan iuran mereka misalnya dapat uang pensiun Rp300.000, ya, mereka rata sampai seterusnya dapat segitu," ujarnya.
Sedangkan jika mengacu pada tingkat inflasi, besaran manfaat dana pensiun yang diperoleh peserta bersifat fluktuatif tiap bulan.
"Pola kita (di Indonesia-red) sangat menguntungkan bagi peserta. Tetapi kalau dari sisi kesiapan dana dan sebagainya, ya, tentunya kalau dibayar flat kan kita lebih aman dananya," katanya.
Namun, kalau dari sisi peserta, justru skema yang ada di BPJS Ketenagakerjaan tentunya lebih baik.
Dengan sejumlah skema yang sudah dilakukan BPJAMSOSTEK, kata Opik, menunjukkan kecenderungan skema Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan akan diadaptasi Thailand.
"Sepertinya, seperti itu. Tetapi tentunya ada perhitungan-perhitungan aktuaria yang mungkin harus dipertimbangkan oleh mereka, ketika ketahanan dananya lebih dihitung kembali, kemudian tingkat populasinya, tingkat umur/usia kematian di masing-masing negara berbeda-beda," ujarnya.
Intinya, kata Opik, mereka tertarik karena Indonesia memang menjalankan lebih baik, karena pembayaran manfaatnya sudah menyesuaikan tingkat inflasi.
Selain itu, delegasi Thailand juga memberikan perhatian terhadap komitmen BPJAMSOSTEK dalam proses transformasi digital. Bahkan delegasi Thailand kagum dengan skema dan alur pelayanan yang diterapkan BPJAMSOSTEK.
"Masalah digitalisasi seperti pembayaran melalui JMO (Jamsostek Mobile), banyaknya kanal-kanal yang dimanfaatkan untuk melakukan pendaftaran, pembayaran iuran, kemudian juga adanya PLKK (Pusat Layanan Kecelakaan Kerja) yang bisa melayani seluruh peserta. Itu menjadi ketertarikan mereka," ucapnya.
Opik mengakui transformasi digital BPJAMSOSTEK telah diimbangi berbagai inovasi. Tidak sekadar terobosan, pihaknya juga secara masif menggalang sinergi dengan lembaga/institusi terkait.
"Kami sudah banyak bekerja sama dengan berbagai institusi, seperti perbankan, e-commerce dan lain sebagainya, yang bisa mendukung program jaminan sosial," katanya.
Dalam kesempatan itu, delegasi Thailand menyampaikan gambaran pelaksanaan jaminan sosial di Negeri Lumbung Padi di Asia Tenggara tersebut.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Terkait pembayaran pensiun, kalau di kita, manfaat pensiun itu nominalnya atau angkanya diberikan kepada peserta mengikuti angka inflasi. Kalau di mereka (Thailand-red) masih flat (tetap)," kata Opik Taufik di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menerima delegasi Thailand untuk ASEAN Social Security Association (ASSA) yang berkunjung ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Bali Denpasar.
Kunjungan perwakilan Negeri Gajah Putih itu diterima Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia. Selain itu juga dihadiri sejumlah pejabat BPJAMSOSTEK Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Papua (Banuspa).
Opik mengatakan pembayaran manfaat pensiun di Indonesia lebih menguntungkan dibandingkan Thailand. "Jadi, kalau di Thailand, berdasarkan perhitungan iuran mereka misalnya dapat uang pensiun Rp300.000, ya, mereka rata sampai seterusnya dapat segitu," ujarnya.
Sedangkan jika mengacu pada tingkat inflasi, besaran manfaat dana pensiun yang diperoleh peserta bersifat fluktuatif tiap bulan.
"Pola kita (di Indonesia-red) sangat menguntungkan bagi peserta. Tetapi kalau dari sisi kesiapan dana dan sebagainya, ya, tentunya kalau dibayar flat kan kita lebih aman dananya," katanya.
Namun, kalau dari sisi peserta, justru skema yang ada di BPJS Ketenagakerjaan tentunya lebih baik.
Dengan sejumlah skema yang sudah dilakukan BPJAMSOSTEK, kata Opik, menunjukkan kecenderungan skema Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan akan diadaptasi Thailand.
"Sepertinya, seperti itu. Tetapi tentunya ada perhitungan-perhitungan aktuaria yang mungkin harus dipertimbangkan oleh mereka, ketika ketahanan dananya lebih dihitung kembali, kemudian tingkat populasinya, tingkat umur/usia kematian di masing-masing negara berbeda-beda," ujarnya.
Intinya, kata Opik, mereka tertarik karena Indonesia memang menjalankan lebih baik, karena pembayaran manfaatnya sudah menyesuaikan tingkat inflasi.
Selain itu, delegasi Thailand juga memberikan perhatian terhadap komitmen BPJAMSOSTEK dalam proses transformasi digital. Bahkan delegasi Thailand kagum dengan skema dan alur pelayanan yang diterapkan BPJAMSOSTEK.
"Masalah digitalisasi seperti pembayaran melalui JMO (Jamsostek Mobile), banyaknya kanal-kanal yang dimanfaatkan untuk melakukan pendaftaran, pembayaran iuran, kemudian juga adanya PLKK (Pusat Layanan Kecelakaan Kerja) yang bisa melayani seluruh peserta. Itu menjadi ketertarikan mereka," ucapnya.
Opik mengakui transformasi digital BPJAMSOSTEK telah diimbangi berbagai inovasi. Tidak sekadar terobosan, pihaknya juga secara masif menggalang sinergi dengan lembaga/institusi terkait.
"Kami sudah banyak bekerja sama dengan berbagai institusi, seperti perbankan, e-commerce dan lain sebagainya, yang bisa mendukung program jaminan sosial," katanya.
Dalam kesempatan itu, delegasi Thailand menyampaikan gambaran pelaksanaan jaminan sosial di Negeri Lumbung Padi di Asia Tenggara tersebut.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022