Nusa Dua (Antara Bali) - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) berencana membangun lima proyek besar hingga 2017, di antaranya pengembangan lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur, dan pengembangan blok Masela di lepas Pantai Maluku.

"Pengembangan blok tersebut segera dibangun, terlebih di blok Masela di lepas Pantai Maluku yang secepatnya direalisasikan agar lebih jelas perbatasan negara kita dengan Australia," kata Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Rinto Pudyantoro di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Di sela-sela acara "Indonesia HR Summit 2012" itu, ia mengatakan, pembangunan yang sangat diperlukan di sana adalah membangun "Floating Liquified Natural Gas" (FLNG), karena bagian dari perbatasan negara Indonesia.

Selain itu, kata dia, yang perlu dipercepat proses pengembangan dan realisasi pembangunannya adalah blok East Natuna yang berbatasan dengan China Selatan untuk menunjukkan kedaulatan RI di wilayah perairan.

Menyinggung sumber daya alam yang tersedia di Tanah Air, kata dia, sumber daya alam cukup melimpah, namun perlu dikelola secara efektif sehingga mampu menyejahterakan masyarakat.

"SDA kita melimpah namun perlu dikelola secara efektif. Sebab SDA akan terus berkurang. Dari estimasi per tahun mencapai tiga persen dari jumlah SDA yang dikelola," katanya.

Karena itu, kata dia, sangat diperlukan pengelolaan yang efisien dan efektif, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Sebelumnya, Kepala BP Migas R Priyono mengatakan, pengembangan proyek-proyek minyak dan gas bumi di perbatasan tidak hanya diperhitungkan dari sisi ekonomi semata, namun juga terkait dengan kedaulatan wilayah NKRI sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012