Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali sebagai salah satu perguruan tinggi pariwisata di bawah Kemenparekraf kembali melanjutkan kegiatan pendampingan sumber daya manusia (SDM) di Desa Wisata Taro, Kabupaten Gianyar, Bali.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Poltekpar Bali, Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes dan dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar Anak Agung Gde Putrawan di objek wisata Lembu Putih, pekan lalu.

Fokus kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) institusi periode ini dengan mengadakan pendampingan SDM bidang pemanduan wisata dan merangkai bunga yang dilaksanakan pada 6 April hingga 8 April 2022.

Ida Bagus Putu Puja dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan PKM Poltekpar Bali diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan SDM Desa Wisata Taro terkait pemanduan wisata dan merangkai bunga.

Baca juga: Kemenparekraf siapkan desa wisata Taro Gianyar-Bali terima wisatawan

"Kami harapkan melalui pendampingan tersebut dapat memberikan manfaat keberlanjutan dalam pengembangan Desa Wisata Taro," katanya.

Kepala P3M Poltekpar Bali Drs. I Gusti Ngurah Agung Suprastayasa M.Ed mengatakan kegiatan pendampingan Desa Wisata Taro telah dilaksanakan sejak tahun 2020 oleh dosen dan mahasiswa Program Studi Bisnis Hospitaliti dan berlanjut setiap tahunnya dengan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat seperti Sosialisasi Pemahaman Sikap Dasar Hospitaliti, Profesionalisme dan CHSE, Pendampingan Pengelolaan Operasional Usaha Homestay dan Pelatihan Pengelolaan dan Interpretasi Produk Desa Wisata Taro.

Kegiatan pendampingan ini melibatkan 15 orang bidang pemanduan wisata dan 15 orang bidang merangkai bunga yang berasal dari pengelola desa wisata, tim IT desa, staf BUMDes, anggota Pokdarwis dan pengelola atraksi wisata di Desa Wisata Taro.

https://img.antaranews.com/file/2022/09/25/20220925edisi-khusus-i.pdf

Untuk praktek pemanduan wisata, peserta diajak langsung memandu wisata di atraksi wisata lembu putih, Delodsema village sampai di atraksi wisata Semara Ratih. Peserta diajak mempraktekkan pembuatan rangkaian bunga dengan bentuk oval, vertikal, horizontal dan kombinasi janur tunggal yang dipandu oleh Ida Ayu Sri Puspa Adi, Ni Ketut Iswarini ,M.Si, dan I Gusti Ayu Putu Wita Indrayani], MM.

Adapun narasumber dalam kegiatan pendampingan ini merupakan kolaborasi pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata antara lain dari akademisi, pemerintah, praktisi dan asosiasi. Narasumber sesi pertama adalah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar AA Gde Putrawan memaparkan materi "Kebijakan Pengembangan Desa Wisata" di Kabupaten Gianyar.

Untuk pendampingan SDM Bidang Pemanduan Wisata dengan narasumber seorang pramuwisata senior Drs. Nyoman Suantara sharing pengalaman kiat-kiat praktis dalam memandu wisata.

Baca juga: Bupati Gianyar serahkan truk sampah ke desa Taro

Suantara menekankan jika sebagai seorang pemandu lokal haruslah memahami lebih dulu interpretasi dan "story telling" dari atraksi wisatanya. Sedangkan untuk bidang pendampingan merangkai bunga menghadirkan narasumber dari Ikatan Perangkai Bunga (IPBI) Bali I Komang Budinata.

Dalam laporan kegiatannya Ketua Tim Pendampingan Desa Wisata Taro Ni Made Tirtawati, M.Par yang juga sebagai Sekretaris bidang Pengabdian kepada Masyarakat menyampaikan bahwa “Desa Wisata Taro telah menjadi desa dampingan Poltekpar Bali, kegiatan ini merupakan pendampingan tahun ketiga sehingga nantinya diharapkan Desa Wisata Taro menjadi desa wisata kategori mandiri di Bali.

Kepala Desa Taro, I Wayan Warka  menyampaikan apresiasi atas komitmen Politeknik Pariwisata Bali secara konsisten untuk melakukan pendampingan SDM Desa Wisata Taro. Ada beberapa prestasi yang telah diraih Desa Taro yaitu juara 1 Desa Wisata BCA Award, juara 2 Lomba Desa Wisata Tri Sakti Bung Karno dan telah memperoleh Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf tahun 2021.

Hal ini menjadikan Desa Taro sebagai acuan (benchmarking) bagi desa wisata di Bali dan Indonesia dalam pengelolaan desa wisata berbasis masyarakat. Perkembangan Desa Wisata Taro perlu sejalan dengan perkembangan sumber daya manusianya, yakni masyarakat lokal setempat. Jika pengembangan masyarakat ditinggalkan dan dibiarkan, maka pertumbuhan dan perkembangan kepariwisataan di Desa Taro akan tidak berkelanjutan.

"Oleh karena itu akademisi Poltekpar Bali diharapkan terus menjadi mitra kerja kami dalam meningkatkan kualitas SDM desa wisata Taro," kata I Wayan Ardika selaku Ketua Pengelola Dewi Taro. (*)









 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022