Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan provinsi Bali membangun 20 unit embung, bak penampungan air hujan dalam kapasitas besar, dengan sasaran mampu mengairi lahan pertanian seluas 3.000 hektare.
"Pembangunan embung di lahan kering itu mendapat dukungan dari APBD Perovinsi dan kami harapkan bisa segera berfungsi," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, pembangunan embung tersebut tersebar di sejumlah daerah yang biasanya kekurangan air pada musim kemarau, seperti Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Klungkung.
"Kelompok tani menggunakan penampungan air hujan itu secara efisien dalam musim kemarau, sehingga tanaman padi maupun palawija dapat diselamatkan," ujarnya.
Pembangunan embung maupun cubang di daerah-darah kritis juga untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat maupun ternak piaraan.
Pemerintah kabupaten yang memiliki daerah rawan air seperti Kabupaten Karangasem, Buleleng dan Klungkung, juga membangun embung dan cubang, namun umumnya berukuran lebih kecil.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pembangunan embung di lahan kering itu mendapat dukungan dari APBD Perovinsi dan kami harapkan bisa segera berfungsi," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, pembangunan embung tersebut tersebar di sejumlah daerah yang biasanya kekurangan air pada musim kemarau, seperti Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Klungkung.
"Kelompok tani menggunakan penampungan air hujan itu secara efisien dalam musim kemarau, sehingga tanaman padi maupun palawija dapat diselamatkan," ujarnya.
Pembangunan embung maupun cubang di daerah-darah kritis juga untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat maupun ternak piaraan.
Pemerintah kabupaten yang memiliki daerah rawan air seperti Kabupaten Karangasem, Buleleng dan Klungkung, juga membangun embung dan cubang, namun umumnya berukuran lebih kecil.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012