Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengatakan, pelayanan di Taman Budaya Denpasar akan ditata layaknya mal atau pusat perbelanjaan yang mengutamakan unsur kebersihan dan kecepatan.

"Kami ingin di Taman Budaya berlangsung aktivitas kebudayaan, dari pagi sampai malam," katanya di sela-sela Sarasehan Budaya bertajuk Filosofi Taman Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, di tengah usia bangunan Taman Budaya yang sudah lebih dari 30 tahun memang sudah waktunya dievaluasi dengan peningkatan aktivitas berkesenian. "Secara fisik kami sudah mulai benahi, tetapi kegiatan belum optimal," ujarnya.

Ia meyakini dengan pembenahan kegiatan dalam upaya pelestarian dan pengembangan di Taman Budaya, nantinya tidak hanya ramai saat Pesta Kesenian Bali, melainkan dapat menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat sekitar.

"Masyarakat tidak saja ke mal maupun tempat rekreasi lainnya. Akan tetapi Taman Budaya menjadi pilihan utama masyarakat sejalan dengan program wisata kota (city tour) di ibu kota provinsi ini," ucapnya.

Sesuai dengan prinsip pelestarian dan pengembangan kebudayaaan, Suastika menyampaikan di Taman Budaya diharapkan nanti dapat memberi pelayanan cepat, bersih, dan rapi seperti supermarket sehingga masyarakat tertarik untuk datang.

"Kami pun mendorong adanya pameran industri kreatif secara permanen sehingga masyarakat akan datang ke sana di samping juga ada sajian-sajian kuliner khas Bali," ujarnya. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012