Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengajak jajaran pemerintah daerah untuk terus aktif mengampanyekan gerakan bersih pantai dan laut sebagai upaya menjaga laut tetap sehat.
Menurutnya, sampah utamanya plastik merupakan persoalan bersama sehingga butuh sinergi semua pihak dalam mengatasinya karena sampah tersebut dapat mengotori laut.
"Jika tidak ditangani dengan serius, sampah akhirnya akan mengotori lautan yang dapat mengancam keselamatan ekosistem laut, yang juga akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia," ujar Menteri Sakti Wahyu Trenggono saat mengikuti gerakan bersih-bersih Pantai Kuta di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Baca juga: Pemkab Gianyar bersihkan sampah plastik di tiga pantai
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Program Bulan Cinta Laut (BCL) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL).
Bulan Cinta Laut di Pantai Kuta yang diikuti sekitar 250 orang peserta yang berasal dari perwakilan pemerintah daerah, masyarakat hingga pelajar menjadi titik terakhir dalam sepekan ini, setelah sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan di Ternate, Pulau Morotai dan Raja Ampat.
Menteri Trenggono mengungkapkan, program BCL itu harus terus dijalankan agar menimbulkan suatu gerakan yang berlandaskan kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat.
Ia juga turut mengapresiasi program peduli sampah yang diusung Pemerintah Provinsi Bali, yakni dengan dibentuknya Tim Pokja Persampahan. Menurutnya, program tersebut dapat diselaraskan dengan BCL implementasinya, sehingga gerakan yang dilaksanakan menjadi lebih besar begitupun dengan hasilnya.
Baca juga: Kemendagri-Pemprov Bali tuntaskan persoalan sampah jelang KTT G20
Melalui gerakan bersama itu, Menteri Sakti Wahyu Trenggono juga optimis akan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dari sampah.
"Saya ingin tegaskan bahwa laut bukanlah tempat sampah raksasa. Jadi, kegiatan ini penting untuk menjaga laut agar tetap biru. Kita harus bangun kerja sama dengan pemda, anak-anak sekolah untuk terus konsisten mengelola sampah, khususnya sampah plastik yang paling banyak memunculkan kerusakan," ungkapnya.
Berdasarkan dari data sampah Provinsi Bali, terdapat 32.623 ton per tahun sampah plastik yang terbuang ke saluran air hingga menyebabkan kebocoran sampah masuk ke laut.
Dari total sampah tersebut, 48 persen berhasil ditangani oleh pemerintah dan penggiat sampah plastik namun hanya 4 persen saja yang telah didaur ulang.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Menurutnya, sampah utamanya plastik merupakan persoalan bersama sehingga butuh sinergi semua pihak dalam mengatasinya karena sampah tersebut dapat mengotori laut.
"Jika tidak ditangani dengan serius, sampah akhirnya akan mengotori lautan yang dapat mengancam keselamatan ekosistem laut, yang juga akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia," ujar Menteri Sakti Wahyu Trenggono saat mengikuti gerakan bersih-bersih Pantai Kuta di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Baca juga: Pemkab Gianyar bersihkan sampah plastik di tiga pantai
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Program Bulan Cinta Laut (BCL) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL).
Bulan Cinta Laut di Pantai Kuta yang diikuti sekitar 250 orang peserta yang berasal dari perwakilan pemerintah daerah, masyarakat hingga pelajar menjadi titik terakhir dalam sepekan ini, setelah sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan di Ternate, Pulau Morotai dan Raja Ampat.
Menteri Trenggono mengungkapkan, program BCL itu harus terus dijalankan agar menimbulkan suatu gerakan yang berlandaskan kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat.
Ia juga turut mengapresiasi program peduli sampah yang diusung Pemerintah Provinsi Bali, yakni dengan dibentuknya Tim Pokja Persampahan. Menurutnya, program tersebut dapat diselaraskan dengan BCL implementasinya, sehingga gerakan yang dilaksanakan menjadi lebih besar begitupun dengan hasilnya.
Baca juga: Kemendagri-Pemprov Bali tuntaskan persoalan sampah jelang KTT G20
Melalui gerakan bersama itu, Menteri Sakti Wahyu Trenggono juga optimis akan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dari sampah.
"Saya ingin tegaskan bahwa laut bukanlah tempat sampah raksasa. Jadi, kegiatan ini penting untuk menjaga laut agar tetap biru. Kita harus bangun kerja sama dengan pemda, anak-anak sekolah untuk terus konsisten mengelola sampah, khususnya sampah plastik yang paling banyak memunculkan kerusakan," ungkapnya.
Berdasarkan dari data sampah Provinsi Bali, terdapat 32.623 ton per tahun sampah plastik yang terbuang ke saluran air hingga menyebabkan kebocoran sampah masuk ke laut.
Dari total sampah tersebut, 48 persen berhasil ditangani oleh pemerintah dan penggiat sampah plastik namun hanya 4 persen saja yang telah didaur ulang.
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022