Kelompok Tani Nandini Kencana dari Desa Lumbung, Kabupaten Tabanan, Bali menyatakan masih meminati program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang digagas Made Mangku Pastika ketika menjabat Gubernur Bali periode 2008-2018.
"Melalui Simantri, selain kami mendapatkan 21 ekor sapi, juga hasil dari pengolahan kotoran ternak dan urine untuk memupuk tanaman," kata Ketua Kelompok Tani Nandini Kencana Simantri 578, I Made Suardika, di Tabanan, Jumat.
Suardika menyampaikan kelompoknya telah menerima bantuan program Simantri pada 2016 dari Pemerintah Provinsi Bali.
"Sapi yang kami terima dari Simantri juga kini telah bertambah lagi sebanyak 21 ekor," ujarnya pada acara penyerapan aspirasi yang dilaksanakan anggota DPD Made Mangku Pastika itu.
Namun, untuk proses pengolahan pupuk dari kotoran ternak sudah tidak optimal karena dihadapkan pada kendala alat transportasi untuk penyaluran pupuk.
Baca juga: Mangku Pastika cari fakta perkembangan program Simantri
Pihaknya terkadang masih memproduksi pupuk, namun hanya untuk kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, ia mengharapkan ada bantuan kendaraan untuk penyaluran pupuk.
"Sebelumnya, untuk memperkenalkan dan menjual pupuk yang dihasilkan, kami juga mengunggah melalui media sosial dan hasilnya terserap dengan baik," ucapnya.
Sedangkan untuk pengolahan urine sapi menjadi biourine, Suardika mengatakan sebelumnya tidak terlaksana karena dihadapkan pada persoalan ketiadaan sambungan listrik di areal unit Simantri.
Sementara itu, anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengatakan sejak diluncurkan pada 2009 hingga berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur Bali pada 2018, telah terbentuk sebanyak 800 unit Simantri yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata.
"Tetapi, saya dengar, ada yang masih hidup, setengah hidup, setengah mati dan ada yang mati. Ini saya kira perlu kita lihat satu-satu, kira-kira masalahnya apa," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Melalui pengembangan unit Simantri, juga dapat meningkatkan pendapatan petani sedikitnya dua kali lipat bahkan kalau optimal hingga lima kali lipat.
Baca juga: DPD: Simantri tingkatkan pendapatan petani Bali
Hal itu dapat diperoleh dengan pemeliharaan 20 ekor sapi betina dan 1 ekor sapi jantan, pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik dan urine sapi menjadi biourine.
"Cita-cita besarnya ingin mewujudkan Bali sebagai Pulau Organik dan Pulau yang Sehat. Tidak banyak yang bisa seperti itu. Apalagi kita sebagai Agama Hindu percaya bumi pertiwi, ternak, dan sapi memang harus dimuliakan," kata anggota Komite 2 DPD itu.
Dalam kunjungan ke unit Simantri tersebut juga diisi penyerahan paket bahan pokok kepada anggota Kelompok Tani Nandini Kencana mewakili Made Mangku Pastika yang diserahkan oleh Ketut Ngastawa, bersama Nyoman Baskara dan I Nyoman Wiratmaja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Melalui Simantri, selain kami mendapatkan 21 ekor sapi, juga hasil dari pengolahan kotoran ternak dan urine untuk memupuk tanaman," kata Ketua Kelompok Tani Nandini Kencana Simantri 578, I Made Suardika, di Tabanan, Jumat.
Suardika menyampaikan kelompoknya telah menerima bantuan program Simantri pada 2016 dari Pemerintah Provinsi Bali.
"Sapi yang kami terima dari Simantri juga kini telah bertambah lagi sebanyak 21 ekor," ujarnya pada acara penyerapan aspirasi yang dilaksanakan anggota DPD Made Mangku Pastika itu.
Namun, untuk proses pengolahan pupuk dari kotoran ternak sudah tidak optimal karena dihadapkan pada kendala alat transportasi untuk penyaluran pupuk.
Baca juga: Mangku Pastika cari fakta perkembangan program Simantri
Pihaknya terkadang masih memproduksi pupuk, namun hanya untuk kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, ia mengharapkan ada bantuan kendaraan untuk penyaluran pupuk.
"Sebelumnya, untuk memperkenalkan dan menjual pupuk yang dihasilkan, kami juga mengunggah melalui media sosial dan hasilnya terserap dengan baik," ucapnya.
Sedangkan untuk pengolahan urine sapi menjadi biourine, Suardika mengatakan sebelumnya tidak terlaksana karena dihadapkan pada persoalan ketiadaan sambungan listrik di areal unit Simantri.
Sementara itu, anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengatakan sejak diluncurkan pada 2009 hingga berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur Bali pada 2018, telah terbentuk sebanyak 800 unit Simantri yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata.
"Tetapi, saya dengar, ada yang masih hidup, setengah hidup, setengah mati dan ada yang mati. Ini saya kira perlu kita lihat satu-satu, kira-kira masalahnya apa," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Melalui pengembangan unit Simantri, juga dapat meningkatkan pendapatan petani sedikitnya dua kali lipat bahkan kalau optimal hingga lima kali lipat.
Baca juga: DPD: Simantri tingkatkan pendapatan petani Bali
Hal itu dapat diperoleh dengan pemeliharaan 20 ekor sapi betina dan 1 ekor sapi jantan, pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik dan urine sapi menjadi biourine.
"Cita-cita besarnya ingin mewujudkan Bali sebagai Pulau Organik dan Pulau yang Sehat. Tidak banyak yang bisa seperti itu. Apalagi kita sebagai Agama Hindu percaya bumi pertiwi, ternak, dan sapi memang harus dimuliakan," kata anggota Komite 2 DPD itu.
Dalam kunjungan ke unit Simantri tersebut juga diisi penyerahan paket bahan pokok kepada anggota Kelompok Tani Nandini Kencana mewakili Made Mangku Pastika yang diserahkan oleh Ketut Ngastawa, bersama Nyoman Baskara dan I Nyoman Wiratmaja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022