Penulis sekaligus Duta Baca Indonesia Gol A Gong memaparkan dua kendala utama dalam peningkatan literasi nasional dalam kegiatan "Safari Literasi Nasional" di auditorium Universitas Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Ada dua masalah utama terkait peningkatan literasi nasional, yakni sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata," kata Gol A Gong di Kampus Universitas Jember.
Menurut penulis yang tenar dengan novel Balada Si Roy itu, masyarakat Indonesia terutama di luar Jawa dan khususnya di wilayah Indonesia timur, seperti Papua dan Maluku sulit mendapatkan buku, karena minimnya jumlah percetakan dan penerbitan buku berkualitas.
Baca juga: Kemenkominfo jadikan Denpasar tempat peluncuran literasi digital nasional
"Sementara membeli buku bermutu berat di ongkos kirim, terkadang bahkan biaya kirim buku bisa dua kali lipat dari harga buku, sehingga perlu dukungan politik anggaran untuk meningkatkan minat baca di Indonesia," tuturnya.
Berdasarkan pengalaman, lanjut dia, minat baca masyarakat Indonesia cukup tinggi, namun kendala sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata membuat literasi media Indonesia masih belum meningkat, sehingga harus ada dukungan politik anggaran dari pemerintah, baik pemerintah pusat hingga daerah.
"Misalnya mendukung keberadaan usaha penerbitan buku, menyediakan dana untuk pengembangan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat, bahkan jika perlu memberikan subsidi ongkos kirim pembelian buku," katanya.
Untuk itu, ia mendorong kalangan akademisi seperti Universitas Jember untuk melakukan kajian ilmiah dan pembuatan naskah akademik yang bisa digunakan sebagai landasan kebijakan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang dapat meningkatkan minat baca.
Penulis yang telah menerbitkan 300 buku lebih itu mengajak peserta yang hadir untuk tidak terjebak pada penilaian yang menyebutkan bahwa orang Indonesia malas membaca, caranya dengan mendorong semakin banyak warga yang memanfaatkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat yang ada dan mencoba menggabungkan literasi media dengan literasi lainnya seperti literasi keuangan, literasi usaha dan lainnya.
Baca juga: Museum Bali bahas koleksi "Palalintangan" sebagai literasi peradaban
"Kalau hanya literasi media dalam rangka meningkatkan minat baca saja mungkin banyak yang kurang berminat. Misalnya, Taman Bacaan Masyarakat juga mengajarkan bagaimana memanfaatkan potensi sekitar, sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis bagi masyarakat," ujarnya.
Ia mencontohkan pernah mendatangi Taman Bacaan Masyarakat yang juga mengajak warga mengolah hasil tanaman lidah buaya sebagai minuman kesehatan, sehingga minat baca meningkat dan masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Kegiatan Safari Literasi Nasional dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Perpustakaan Universitas Jember Ida Widiastuti. Ia menjelaskan kegiatan itu kerja sama antara UPT Perpustakaan Universitas Jember dengan Perpustakaan Nasional.
"Jember menjadi kota ke-16 yang disinggahi oleh Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia bersama tim, dari rencana 33 kota yang akan disinggahi di Jawa, Bali, NTB hingga NTT," katanya.
Baca juga: Pegiat: Budaya literasi penting tangkal hoaks
Kegiatan Safari Literasi Nasional dimulai pada 17 Januari 2022 dan akan berakhir pada April 2022, sehingga Unej bangga dipilih sebagai perguruan tinggi pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan Safari Literasi Nasional yang menghadirkan Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia.
"Semoga minat baca masyarakat Jember makin meningkat, sebab menurut UNESCO idealnya setiap orang membaca tiga buku baru tiap tahunnya," katanya.
Selain menampilkan Gol A Gong, panitia menghadirkan penulis dan pemilik penerbitan Epigraf, Daniel Mahendra yang banyak menjelaskan seluk beluk penerbitan buku.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Ada dua masalah utama terkait peningkatan literasi nasional, yakni sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata," kata Gol A Gong di Kampus Universitas Jember.
Menurut penulis yang tenar dengan novel Balada Si Roy itu, masyarakat Indonesia terutama di luar Jawa dan khususnya di wilayah Indonesia timur, seperti Papua dan Maluku sulit mendapatkan buku, karena minimnya jumlah percetakan dan penerbitan buku berkualitas.
Baca juga: Kemenkominfo jadikan Denpasar tempat peluncuran literasi digital nasional
"Sementara membeli buku bermutu berat di ongkos kirim, terkadang bahkan biaya kirim buku bisa dua kali lipat dari harga buku, sehingga perlu dukungan politik anggaran untuk meningkatkan minat baca di Indonesia," tuturnya.
Berdasarkan pengalaman, lanjut dia, minat baca masyarakat Indonesia cukup tinggi, namun kendala sulitnya akses buku dan distribusi buku yang tidak merata membuat literasi media Indonesia masih belum meningkat, sehingga harus ada dukungan politik anggaran dari pemerintah, baik pemerintah pusat hingga daerah.
"Misalnya mendukung keberadaan usaha penerbitan buku, menyediakan dana untuk pengembangan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat, bahkan jika perlu memberikan subsidi ongkos kirim pembelian buku," katanya.
Untuk itu, ia mendorong kalangan akademisi seperti Universitas Jember untuk melakukan kajian ilmiah dan pembuatan naskah akademik yang bisa digunakan sebagai landasan kebijakan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang dapat meningkatkan minat baca.
Penulis yang telah menerbitkan 300 buku lebih itu mengajak peserta yang hadir untuk tidak terjebak pada penilaian yang menyebutkan bahwa orang Indonesia malas membaca, caranya dengan mendorong semakin banyak warga yang memanfaatkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat yang ada dan mencoba menggabungkan literasi media dengan literasi lainnya seperti literasi keuangan, literasi usaha dan lainnya.
Baca juga: Museum Bali bahas koleksi "Palalintangan" sebagai literasi peradaban
"Kalau hanya literasi media dalam rangka meningkatkan minat baca saja mungkin banyak yang kurang berminat. Misalnya, Taman Bacaan Masyarakat juga mengajarkan bagaimana memanfaatkan potensi sekitar, sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis bagi masyarakat," ujarnya.
Ia mencontohkan pernah mendatangi Taman Bacaan Masyarakat yang juga mengajak warga mengolah hasil tanaman lidah buaya sebagai minuman kesehatan, sehingga minat baca meningkat dan masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Kegiatan Safari Literasi Nasional dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Perpustakaan Universitas Jember Ida Widiastuti. Ia menjelaskan kegiatan itu kerja sama antara UPT Perpustakaan Universitas Jember dengan Perpustakaan Nasional.
"Jember menjadi kota ke-16 yang disinggahi oleh Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia bersama tim, dari rencana 33 kota yang akan disinggahi di Jawa, Bali, NTB hingga NTT," katanya.
Baca juga: Pegiat: Budaya literasi penting tangkal hoaks
Kegiatan Safari Literasi Nasional dimulai pada 17 Januari 2022 dan akan berakhir pada April 2022, sehingga Unej bangga dipilih sebagai perguruan tinggi pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan Safari Literasi Nasional yang menghadirkan Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia.
"Semoga minat baca masyarakat Jember makin meningkat, sebab menurut UNESCO idealnya setiap orang membaca tiga buku baru tiap tahunnya," katanya.
Selain menampilkan Gol A Gong, panitia menghadirkan penulis dan pemilik penerbitan Epigraf, Daniel Mahendra yang banyak menjelaskan seluk beluk penerbitan buku.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022