Denpasar (Antara Bali) - Minyak nilam asal Bali saat ini mulai diminati oleh masyakarat beberapa negara di benua Eropa, terbukti dengan meningkatnya ekspor komoditi tersebut.
"Negara yang sangat berminat terhadap minyak nilam Bali adalah Jerman dan Swiss," kata Daniel Bahari, pengusaha penyulingan minyak nilam, di Denpasar, Rabu.
Selain kedua negara tersebut, China pun memiliki yang memiliki minat tinggi terhadap minyak dari tumbuhan tersebut.
Sayangnya potensi ekspor itu ke berbagai negara di luar negeri belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh kalangan petani dan pengusaha minyak itu di Pulau Dewata. Ekspor ke negara di Eropa dan China itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, dengan harga di pasarannya sebesar Rp600 ribu per kilogram.
Kendala utama adalah kesulitan dalam memperoleh bahan baku, yang disebabkan kekurangan lahan untuk menanam tanaman nilam.
Sementara itu Nyoman Sudana, petani nilam mengatakan, saat ini lahan tanaman tersebut hanya seluas 18 hektare dan tersebar di beberapa wilayah di Bali. Idealnya nilam harus ditanam di lahan seluas 45 hektare sehingga mampu memenuhi kuota ekspor ke negara-negara itu.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Negara yang sangat berminat terhadap minyak nilam Bali adalah Jerman dan Swiss," kata Daniel Bahari, pengusaha penyulingan minyak nilam, di Denpasar, Rabu.
Selain kedua negara tersebut, China pun memiliki yang memiliki minat tinggi terhadap minyak dari tumbuhan tersebut.
Sayangnya potensi ekspor itu ke berbagai negara di luar negeri belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh kalangan petani dan pengusaha minyak itu di Pulau Dewata. Ekspor ke negara di Eropa dan China itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, dengan harga di pasarannya sebesar Rp600 ribu per kilogram.
Kendala utama adalah kesulitan dalam memperoleh bahan baku, yang disebabkan kekurangan lahan untuk menanam tanaman nilam.
Sementara itu Nyoman Sudana, petani nilam mengatakan, saat ini lahan tanaman tersebut hanya seluas 18 hektare dan tersebar di beberapa wilayah di Bali. Idealnya nilam harus ditanam di lahan seluas 45 hektare sehingga mampu memenuhi kuota ekspor ke negara-negara itu.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012