Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali meminta peningkatan disiplin protokol kesehatan di sekolah-sekolah setelah temuan kasus terkonfirmasi COVID-19 di SMPN 2 Kuta.
Ia mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mempunyai peluang memunculkan klaster pendidikan.
Pihaknya menyayangkan kalau terjadi pembiaran atas sikap yang tidak disiplin dengan prokes.
Baca juga: 31 siswa SMP Negeri 2 Kuta dites PCR
Satgas COVID-19 dan Dinas Kesehatan juga harus lebih cermat dalam melakukan upaya 3T untuk memastikan semua lebih aman dan terkendali.
"Kami sangat menyayangkan sudah mulai ditemukan ada siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 terlebih hanya dilakukan isolasi mandiri dan pendidikan hanya ditutup sementara lima hari saja," katanya.
Ia menambahkan kondisi seluruh lapisan masyarakat masih banyak yang abai dengan prokes karena merasa sudah vaksinasi dua kali, terlebih saat ini sedang mulai vaksinasi penguat.
Hal seperti ini, menurut Ariasa, cukup berisiko bagi anak-anak yang baru vaksinasi satu atau bahkan belum divaksin.
Sebanyak 31 siswa SMP Negeri 2 Kuta, Kabupaten Badung, Bali menjalani pemeriksaan COVID-19 berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). Hal tersebut dilakukan setelah ada seorang siswa sekolah tersebut yang terkonfirmasi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kami dari KPPAD Bali sangat berharap dan meminta ada kembali peningkatan dan penguatan, pengawasan, dan penegakan disiplin prokes secara sadar penuh dan gotong royong dari tingkat terbawah sampai wilayah yang lebih luas, bila perlu ada penerapan PPKM yang humanis dan fleksibel," kata Komisioner Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KPPAD Bali I Kadek Ariasa saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Selasa.
Ia mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mempunyai peluang memunculkan klaster pendidikan.
Pihaknya menyayangkan kalau terjadi pembiaran atas sikap yang tidak disiplin dengan prokes.
Baca juga: 31 siswa SMP Negeri 2 Kuta dites PCR
Satgas COVID-19 dan Dinas Kesehatan juga harus lebih cermat dalam melakukan upaya 3T untuk memastikan semua lebih aman dan terkendali.
"Kami sangat menyayangkan sudah mulai ditemukan ada siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 terlebih hanya dilakukan isolasi mandiri dan pendidikan hanya ditutup sementara lima hari saja," katanya.
Ia menambahkan kondisi seluruh lapisan masyarakat masih banyak yang abai dengan prokes karena merasa sudah vaksinasi dua kali, terlebih saat ini sedang mulai vaksinasi penguat.
Hal seperti ini, menurut Ariasa, cukup berisiko bagi anak-anak yang baru vaksinasi satu atau bahkan belum divaksin.
Sebanyak 31 siswa SMP Negeri 2 Kuta, Kabupaten Badung, Bali menjalani pemeriksaan COVID-19 berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). Hal tersebut dilakukan setelah ada seorang siswa sekolah tersebut yang terkonfirmasi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022