Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 1.575 hingga pukul 12.00 WIB, sehingga totalnya mencapai 6.774.721 kasus.
Berdasarkan data Satgas yang ANTARA terima di Jakarta pada Minggu, penambahan kasus positif tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 704 kasus, Jawa Barat 441 kasus, Jawa Timur 311 kasus, Jawa Tengah 155 kasus dan Banten 133 kasus.
Kasus aktif juga terpantau naik 744 kasus. Per hari ini jumlah keseluruhan kasus aktif mencapai 13.843 kasus.
Jumlah kasus kematian di Indonesia juga terus meningkat. Sudah ada 161.284 jiwa yang meninggal akibat tertular COVID-19, setelah mengalami penambahan sebanyak 12 jiwa.
Meski demikian, Satgas juga melaporkan bahwa jumlah pasien sembuh dari COVID-19 saat ini sudah ada 6.599.594 orang. Bertambah 819 orang dari hari sebelumnya. Dengan rincian lima daerah dengan pasien sembuh terbanyak berasal dari DKI Jakarta 336 orang,, Jawa Timur 203 orang, Banten 120 orang, Jawa Barat 56 orang dan Jawa Tengah 37 orang.
Kemudian 13.905 spesimen sudah diperiksa di seluruh laboratorium yang ada. Namun, 1.024 di antaranya dinyatakan sebagai suspek COVID-19.
Sementara itu, pemerintah telah menargetkan 234.666.020 warga menjadi target sasaran pemberian vaksin COVID-19, yang berguna membantu tubuh mempertahankan anti bodi untuk melawan infeksi virus.
Sampai ANTARA mengunggah berita ini, belum ada laporan peningkatan penerima vaksin COVID-19 di tiap dosisnya. Namun, diketahui bila sebanyak 203.831.761 warga sudah menerima vaksin dosis pertama.
174.870.718 warga Indonesia juga sudah menerima dosis kedua vaksin COVID-19. Sedangkan untuk penerima dosis ketiga atau booster pertama sudah mencapai 68.737.398 jiwa.
Satgas turut membeberkan bahwa penerima dosis keempat kini sudah ada 3.140.640 jiwa.
Guna memitigasi terjadinya lonjakan kasus pascamudik 2023, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengajak masyarakat untuk kembali disiplin memakai masker sebagai bentuk kewaspadaan di tengah peningkatan kasus COVID-19 yang disebabkan varian baru.
"Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit influenza, orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” katanya.
Selain memakai masker, Syahril juga juga meminta masyarakat menjalani pola hidup sehat, dan mengikuti program vaksinasi COVID-19, sebagai cara efektif mencegah lonjakan kasus. Sebab subvarian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular jadi pemicu kenaikan COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir di Indonesia.
Dimana gejala dari varian tersebut antara lain mata merah atau muncul belek pada anak-anak, demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.
"Terutama pada golongan lanjut usia, diharapkan peningkatan kasus bisa dicegah. Kita wajib menjaga kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular dan masuk rumah sakit,” ujarnya.