Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak tiga penumpang Batavia Air yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar mengalami patah tulang bagian tumit dan satu orang di antaranya harus menjalani operasi.

Direktur Medik dan Perawatan RSUP Sanglah Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma di Denpasar, Kamis siang menjelaskan, Baidowi (44), asal Probolinggo harus menjalani operasi karena patah tulang tumitnya lebih parah dibandingkan dua korban lainnya.

"Sedangkan dua korban lain yang juga mengalami patah tulang tumit tidak menjalani rawat inap," katanya.

Kedua korban yang diperkirakan bisa langsung pulang itu adalah Mohammad Aryadi (34), asal Surabaya dan Yanti (23), asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Anak Agung mengemukakan, ketiga korban itu masuk ke RSUP Sanglah, Kamis sekitar pukul 11.58 dengan diantar oleh staf penerbangan Batavia Air. Mereka mengalami patah tumit akibat melompat dari pesawat.

Sementara staf Batavia Air itu enggan dimintai komentar mengenai insiden pesawat yang terbang dari Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Bandara Eltari Kupang tersebut.

Sebelumnya dikabarkan bahwa ketiga korban itu sempat mengalami "shock" akibat peristiwa tersebut. Selain ketiganya, dikabarkan sebanyak enam penumpang lain juga mengalami luka ringan dan kini dirawat di Rumah Sakit Graha Asih, Kuta, Kabupaten Badung.

Keenam korban itu diduga bagian dari ratusan penumpang Batavia Air yang berhamburan keluar saat insiden munculnya asap di mesin kiri pesawat saat hendak terbang dari Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 10.40 wita.

Pesawat dengan nomor 7P701 itu terbang dari Surabaya pada Rabu (2/12) pukul 21.30 WIB. Namun saat itu Bandara Eltari Kupang ditutup karena ada insiden pesawat Merpati, sehingga Batavia Air mendarat di Bandara Ngurah Rai.

Batavia Air saat itu membawa 151 penumpang dari Surabaya. Ratusan penumpang itu akhirnya diinapkan di Bali. Namun, saat hendak terbang kembali ke Kupang pada Kamis, jumlah penumpang berkurang menjadi 148 orang karena yang tiga orang membatalkan diri.

Ketika semua penumpang sudah masuk dan pesawat hendak berangkat, tiba-tiba mesin sebelah kiri mengeluarkan asap. Para penumpang panik dan berhamburan keluar lewat jendela darurat. Pada peristiwa itu diinformasikan hanya ada enam penumpang yang memilih bertahan di dalam. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009