Semarapura (Antara Bali) Sekitar 270 keluarga Desa Selisihan, Kabupaten Klungkung, mengalami krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir setelah distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat terhenti.
"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga kami mencari air ke sungai yang jaraknya sekitar 800 meter dari permukiman," kata Kepala Desa Selisihan, Wayan Dana, Rabu.
Pihaknya sudah melaporkan persoalan tersebut kepada PDAM Kabupaten Klungkung. "Tapi laporan kami tidak ditanggapi serius," katanya.
Ia menyesalkan lambannya penanganan dari PDAM. Padahal beberapa waktu sebelumnya ada warga yang menunggak dan dikenakan denda sampai Rp1 juta.
Direktur PDAM Kabupaten Klungkung, Gede Darsana, menyatakan, tersendatnya air di Desa Selisihan lebih banyak disebabkan persoalan teknis.
"Desa Selisihan sama dengan Desa Payungan yang berada di atas perbukitan sehingga air sulit naik," katanya.(IPA/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga kami mencari air ke sungai yang jaraknya sekitar 800 meter dari permukiman," kata Kepala Desa Selisihan, Wayan Dana, Rabu.
Pihaknya sudah melaporkan persoalan tersebut kepada PDAM Kabupaten Klungkung. "Tapi laporan kami tidak ditanggapi serius," katanya.
Ia menyesalkan lambannya penanganan dari PDAM. Padahal beberapa waktu sebelumnya ada warga yang menunggak dan dikenakan denda sampai Rp1 juta.
Direktur PDAM Kabupaten Klungkung, Gede Darsana, menyatakan, tersendatnya air di Desa Selisihan lebih banyak disebabkan persoalan teknis.
"Desa Selisihan sama dengan Desa Payungan yang berada di atas perbukitan sehingga air sulit naik," katanya.(IPA/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012