Negara (Antara Bali) - Para sopir atau pemilik kendaraan merasa gerah dan keberatan terhadap praktek pungutan liar (pungli) di lokasi pengujian kendaraan bermotor atau KIR Kabupaten Jembrana di Negara.
"Juga ada perlakukan beda untuk pemilik kendaraan yang memberikan uang lebih kepada petugas, dibandingkan dengan pemilik yang memberikan biaya sesuai aturan," kata Wayan Suladra, salah seorang sopir, Senin.
Menurut Suladra, sogokan untuk petugas diberikan agar kendaraan bisa dengan mudah lulus uji KIR.
Bahkan, ada juga pemilik yang hanya menitipkan saat uji KIR namun dinyatakan lulus setelah membayar uang dalam jumlah tertentu.
Kadis Perhubungan Jembrana, Gusti Ngurah Putra Riyadi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, dirinya tidak yakin ada pungutan liar di KIR karena semua bekerja sesuai standar ISO.
"Tapi akan saya cek lagi, kalau ada anak buah saya yang melakukan pungli, pasti akan saya tindak tegas," katanya.(GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Juga ada perlakukan beda untuk pemilik kendaraan yang memberikan uang lebih kepada petugas, dibandingkan dengan pemilik yang memberikan biaya sesuai aturan," kata Wayan Suladra, salah seorang sopir, Senin.
Menurut Suladra, sogokan untuk petugas diberikan agar kendaraan bisa dengan mudah lulus uji KIR.
Bahkan, ada juga pemilik yang hanya menitipkan saat uji KIR namun dinyatakan lulus setelah membayar uang dalam jumlah tertentu.
Kadis Perhubungan Jembrana, Gusti Ngurah Putra Riyadi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, dirinya tidak yakin ada pungutan liar di KIR karena semua bekerja sesuai standar ISO.
"Tapi akan saya cek lagi, kalau ada anak buah saya yang melakukan pungli, pasti akan saya tindak tegas," katanya.(GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012