Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan dengan terus menerapkan disiplin protokol kesehatan dan menggalakkan kegiatan vaksinasi COVID-19 dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan, pelaku usaha, dan konsumen.
"Perbaikan ekonomi Bali sangat tergantung pada kondisi COVID-19. Oleh karena itu, untuk jangka pendek kita harus mengawal kondisi ini dengan terus disiplin prokes," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Selasa.
Trisno menyampaikan pentingnya disiplin prokes itu terkait pembelajaran yang bisa dipetik dari kontraksi ekonomi yang dialami Bali sebesar minus 2,91 persen (yoy) pada triwulan III 2021.
"Kinerja tersebut merupakan kinerja terendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Hal ini disebabkan karakteristik Provinsi Bali yang didominasi oleh sektor pariwisata," ucapnya.
Dengan demikian, sensitivitas perekonomian Bali terhadap kebijakan pengetatan mobilitas (PPKM Level 4) cenderung lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Dari 17 lapangan usaha di Provinsi Bali, 11 diantaranya mengalami pertumbuhan negatif.
Pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, akomodasi makan minum dan jasa perusahaan.
Baca juga: BI: Triwulan III-2021, Mayoritas lapangan usaha di Bali tumbuh negatif
Meskipun demikian, untuk triwulan IV 2021, Trisno optimistis perekonomian tumbuh positif seiring dengan kebijakan pelonggaran mobilitas di tengah semakin terkendali kasus COVID-19.
Hingga Senin (22/11) jumlah kasus aktif COVID-19 di Provinsi Bali tinggal 139 orang, sedangkan pencapaian vaksinasi COVID-19 untuk dosis 1 sudah 100,92 persen dan untuk dosis 2 (dosis lengkap) sebanyak 88,09 persen.
"Dengan kebijakan pelonggaran mobilitas berpotensi mendorong kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Terlebih kebijakan pembukaan penerbangan internasional mulai 14 Oktober 2021 juga berpotensi mendorong kunjungan wisman ke Bali," ujarnya.
Di samping disiplin prokes dan terus melaksanakan vaksinasi COVID-19 yang menjadi strategi jangka pendek membangkitkan ekonomi Bali dan meningkatkan kepercayaan wisatawan, Trisno juga berharap agar tetap memasifkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) dan penggunaan program PeduliLindungi di berbagai sektor.
"Selanjutnya berpartisipasi aktif dalam transformasi digital, mengingat sektor ini mampu bertahan dalam krisis COVID-19. Hal ini bisa dilakukan misalnya melalui digital farming, UMKM go digital, meningkatkan ekonomi kreatif digital, dan lainnya," katanya.
Pemerintah pun diharapkan dapat terus mengawal pemulihan ekonomi bersinergi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Perbaikan ekonomi Bali sangat tergantung pada kondisi COVID-19. Oleh karena itu, untuk jangka pendek kita harus mengawal kondisi ini dengan terus disiplin prokes," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Selasa.
Trisno menyampaikan pentingnya disiplin prokes itu terkait pembelajaran yang bisa dipetik dari kontraksi ekonomi yang dialami Bali sebesar minus 2,91 persen (yoy) pada triwulan III 2021.
"Kinerja tersebut merupakan kinerja terendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Hal ini disebabkan karakteristik Provinsi Bali yang didominasi oleh sektor pariwisata," ucapnya.
Dengan demikian, sensitivitas perekonomian Bali terhadap kebijakan pengetatan mobilitas (PPKM Level 4) cenderung lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Dari 17 lapangan usaha di Provinsi Bali, 11 diantaranya mengalami pertumbuhan negatif.
Pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, akomodasi makan minum dan jasa perusahaan.
Baca juga: BI: Triwulan III-2021, Mayoritas lapangan usaha di Bali tumbuh negatif
Meskipun demikian, untuk triwulan IV 2021, Trisno optimistis perekonomian tumbuh positif seiring dengan kebijakan pelonggaran mobilitas di tengah semakin terkendali kasus COVID-19.
Hingga Senin (22/11) jumlah kasus aktif COVID-19 di Provinsi Bali tinggal 139 orang, sedangkan pencapaian vaksinasi COVID-19 untuk dosis 1 sudah 100,92 persen dan untuk dosis 2 (dosis lengkap) sebanyak 88,09 persen.
"Dengan kebijakan pelonggaran mobilitas berpotensi mendorong kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Terlebih kebijakan pembukaan penerbangan internasional mulai 14 Oktober 2021 juga berpotensi mendorong kunjungan wisman ke Bali," ujarnya.
Di samping disiplin prokes dan terus melaksanakan vaksinasi COVID-19 yang menjadi strategi jangka pendek membangkitkan ekonomi Bali dan meningkatkan kepercayaan wisatawan, Trisno juga berharap agar tetap memasifkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) dan penggunaan program PeduliLindungi di berbagai sektor.
"Selanjutnya berpartisipasi aktif dalam transformasi digital, mengingat sektor ini mampu bertahan dalam krisis COVID-19. Hal ini bisa dilakukan misalnya melalui digital farming, UMKM go digital, meningkatkan ekonomi kreatif digital, dan lainnya," katanya.
Pemerintah pun diharapkan dapat terus mengawal pemulihan ekonomi bersinergi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021