Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong para bupati pada enam kabupaten di Pulau Dewata agar dapat meningkatkan alokasi anggaran pertanian secara bertahap sehingga kontribusi sektor ini pada pembangunan tak terus menurun.

"Biarlah tiga kabupaten/kota yakni Kabupaten Badung, Gianyar, Kota Denpasar fokus di sektor pariwisata sedangkan enam kabupaten lainnya fokus ke pertanian modern," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.

Enam kabupaten lain yang hendaknya fokus di sektor pertanian yakni Kabupaten Karangasem, Klungkung, Bangli, Tabanan, Jembrana dan Kabupaten Buleleng.

Baca juga: BI Bali: Pertanian 4.0 penting percepat pemulihan ekonomi

Trisno menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, kontribusi lapangan usaha pertanian bagi PDRB dalam 10 tahun terakhir semakin turun di masing-masing kabupaten/kota.

Sedangkan sektor akomodasi makan minum (akmamin) kontribusinya naik karena ketertarikan ke sektor pariwisata yang sangat tinggi.

"Penurunan kontribusi lapangan usaha pertanian, juga terjadi di Kabupaten Tabanan yang merupakan lumbung pangan Bali," ucap Trisno.

Di Tabanan, pada 2010 itu kontribusi lapangan usaha pertanian pada PDRB mencapai 25 persen, namun di tahun-tahun berikutnya turun menjadi 24 persen dan 23 persen. Bahkan sejak 2015 turun menjadi 22 persen.

Baca juga: BI Bali: Pertanian 4.0 penting percepat pemulihan ekonomi

Sedangkan kontribusi lapangan usaha akmamin di Kabupaten Tabanan justru mengalami peningkatan dari semula pada 2010 sebesar 18 persen, tetapi mulai 2014 hingga 2020 itu kontribusinya menjadi 22 persen.

"Oleh karena itu, mari kita ingatkan bersama kepada para bupati untuk tetap fokus ke pertanian modern agar produktif. Kemudian hasilnya bisa dikontribusikan pula untuk tiga kabupaten/kota lainnya yang fokus pada pariwisata," katanya.

Yang tidak kalah penting, dibutukan dukungan SDM yang bagus dan memiliki keberpihakan ke sektor pertanian. "Kita bersama sama mengingatkan terus dengan sabar dan semoga dapat didengar oleh para pengambil kebijakan," kata Trisno.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021