Denpasar (Antara Bali) - Pengamat pariwisata, Wayan Sudana, melihat kecenderungan perilaku turis asal Amerika Serikat yang makin menyukai kesenian tradisional dan budaya masyarakat Bali.
"Turis AS itu kalau datang ke sini, umumnya suka dengan kesenian tradisional dibandingkan dengan menikmati keindahan panorama alam," katanya di Denpasar, Selasa.
Oleh karena itu, turis AS makin banyak yang berlibur di Pulau Dewata, bahkan posisinya kini berada di bawah sejumlah negara pemasok turis, yakni Australia, China, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Prancis.
Meskipun dilanda krisis ekonomi, Sudana, menganggap tidak ada pengaruh sama sekali dalam kunjungan wisatawan asing ke Pulau Bali.
Bahkan berdasarkan data di Dinas Pariwisata Bali menyebutkan bahwa, kunjungan turis AS selama Januari-Juni 2012 tercatat 46.381 orang atau naik 10,76 persen jika dibandingkan periode sama 2011 hanya 41.875 orang.
Masyarakat AS paling senang menyaksikan kegiatan upacara adat dan agama Hindu di Bali yang kegiatan itu dilakukan secara tidak terjadualkan di daerah perkampungan yang tersebar di Pulau Dewata.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Turis AS itu kalau datang ke sini, umumnya suka dengan kesenian tradisional dibandingkan dengan menikmati keindahan panorama alam," katanya di Denpasar, Selasa.
Oleh karena itu, turis AS makin banyak yang berlibur di Pulau Dewata, bahkan posisinya kini berada di bawah sejumlah negara pemasok turis, yakni Australia, China, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Prancis.
Meskipun dilanda krisis ekonomi, Sudana, menganggap tidak ada pengaruh sama sekali dalam kunjungan wisatawan asing ke Pulau Bali.
Bahkan berdasarkan data di Dinas Pariwisata Bali menyebutkan bahwa, kunjungan turis AS selama Januari-Juni 2012 tercatat 46.381 orang atau naik 10,76 persen jika dibandingkan periode sama 2011 hanya 41.875 orang.
Masyarakat AS paling senang menyaksikan kegiatan upacara adat dan agama Hindu di Bali yang kegiatan itu dilakukan secara tidak terjadualkan di daerah perkampungan yang tersebar di Pulau Dewata.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012