Surabaya (Antara Bali) - Tokoh lintas agama di Indonesia akan membahas tragedi kemanusiaan yang dialami komunitas Muslim dari etnis Rohingya di Arakan, Myanmar.
"Kami akan membahas masalah itu di MUI Pusat pada 3 Agustus mendatang," kata Sekjen Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Dr Philip Widjaja kepada ANTARA di Surabaya, Selasa.
Tokoh Buddha yang juga merangkap Ketua Walubi Jatim itu mengaku dirinya sudah dihubungi pengurus MUI yang juga salah seorang Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf untuk pembahasan itu.
"Hubungan antarpemeluk agama di Indonesia cukup bagus, bahkan di sini ada FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Beda jauh dengan Myanmar, justru komunitas Muslim yang minoritas di Rohingya tidak diterima," katanya.
Ia menjelaskan tragedi kemanusiaan di Myanmar itu merupakan masalah etnis dan agama yang sudah berlangsung cukup lama. "Etnis Rohingya itu sudah seribuan tahun ditolak," katanya.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami akan membahas masalah itu di MUI Pusat pada 3 Agustus mendatang," kata Sekjen Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Dr Philip Widjaja kepada ANTARA di Surabaya, Selasa.
Tokoh Buddha yang juga merangkap Ketua Walubi Jatim itu mengaku dirinya sudah dihubungi pengurus MUI yang juga salah seorang Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf untuk pembahasan itu.
"Hubungan antarpemeluk agama di Indonesia cukup bagus, bahkan di sini ada FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Beda jauh dengan Myanmar, justru komunitas Muslim yang minoritas di Rohingya tidak diterima," katanya.
Ia menjelaskan tragedi kemanusiaan di Myanmar itu merupakan masalah etnis dan agama yang sudah berlangsung cukup lama. "Etnis Rohingya itu sudah seribuan tahun ditolak," katanya.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012