Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri mendukung pelaksanaan vaksinasi nelayan dan anak buah kapal (ABK) serta masyarakat maritim lainnya dengan sistem "jemput bola" yaitu mendatangi langsung saat sedang berlayar.
"Ini salah satu kemudahan bagi nelayan dan ABK yang tidak sempat ke vaksinasi di daratan dan memanfaatkan kapal yang ada untuk divaksinasi. Ini sekaligus memberikan arahan kepada seluruh masyarakat maritim untuk vaksinasi terutama yang tidak sempat ke daratan," kata Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistiyanto saat ditemui, di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat.
Baca juga: PKK Tabanan tuntaskan vaksinasi disabilitas secara "jemput bola"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Ini salah satu kemudahan bagi nelayan dan ABK yang tidak sempat ke vaksinasi di daratan dan memanfaatkan kapal yang ada untuk divaksinasi. Ini sekaligus memberikan arahan kepada seluruh masyarakat maritim untuk vaksinasi terutama yang tidak sempat ke daratan," kata Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistiyanto saat ditemui, di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat.
Ia mengatakan kegiatan vaksinasi berlangsung di atas Kapal Polisi Enggang yang bersandar di Dermaga Timur, Pelabuhan Benoa, Denpasar, menjadi salah satu upaya mempercepat vaksinasi.
Pada Jumat ini sekitar 250 masyarakat maritim mengikuti vaksinasi COVID-19 itu. Pihaknya berharap untuk dapat selalu memanfaatkan kapal-kapal Polri yang BKO di wilayah Polda Bali ini.
Baca juga: PKK Tabanan tuntaskan vaksinasi disabilitas secara "jemput bola"
Selain itu, pihaknya juga mengajak seluruh ABK kapal, Kasatpolair dan jajaran Ditpolairud Polda Bali untuk membantu mempercepat vaksinasi bagi masyarakat yang belum mendapat vaksin.
Menurutnya, vaksinasi untuk wilayah Bali menjadi prioritas, karena selain sebagai tujuan wisata juga merupakan tempat strategis pertemuan acara-acara internasional.
"Sehingga interaksinya adalah interaksi dunia internasional, perlu diprioritaskan. Apalagi Bali yang merupakan wilayah tujuan pariwisata jauh berbeda dengan kondisi sebelum pandemi COVID-19 dan berpengaruh pada sendi kehidupan sosial ekonomi masyarakat," katanya lagi.
Ia menekankan bahwa meskipun sudah tuntas melalui proses vaksinasi, untuk protokol kesehatan tetap dipertahankan. Hal ini tentu untuk menghindari gelombang baru penyebaran COVID-19 terjadi.
"Kalau prokes jadi gaya hidup baru dan juga aktivitas, sehingga dibiasakan dengan prokes," katanya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021