Denpasar (Antara Bali) - Siaran pers yang dibuat petugas hubungan masyarakat kerapkali tidak menarik minat pembaca karena mereka tidak kreatif dalam menyajikan atau memilih informasi yang dibutuhkan masyarakat.
"Petugas humas harus memperhatikan aspek kepentingan masyarakat pembaca terhadap isi siaran persnya," kata Manajer Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA Maria D Andriana pada pelatihan jurnalistik kehumasan di Denpasar, Selasa.
Pada pelatihan jurnalistik dalam rangkaian HUT ke-72 Perum LKBN ANTARA yang terselenggara atas kerja sama dengan Pemprov Bali itu, ia meminta, siaran pers harus mengikuti kaidah jurnalistik agar yang disampaikan bisa dimuat oleh media masa.
Wartawan ANTARA yang pernah bertugas empat tahun di Tokyo itu menegaskan pentingnya pemahaman dasar jurnalistik yang harus dikuasasi petugas humas.
Dikatakan Maria, meskipun acara-acara kehumasan biasanya bersifat formal, seperti peresmian atau pelantikan pejabat tertentu, tetap punya nilai berita, asal dikemas menarik.
Diakuinya ada kendala yang sifatnya hirarki yang dirasakan petugas humas saat memberitakan kegiatan terkait pimpinan di tempatnya bekerja. Untuk itu, kata dia, mereka harus mampu memilah isi atau materi berita yang kuat tanpa mengabaikan sisi etika atau penghormatan pada pimpinannya.
"Yang tak kalah pentingnya, dalam penulisan berita humas adalah menyampaikan semua informasi berdasar urutan atau prioritas terpenting," katanya.
Maria juga mengajak para peserta agar jeli dalam mengangkat siaran persnya dengan memakai kretaria visi misi lembaganya.
Hal penting lainnya, kata dia, dalam menyiarkan beritanya agar sampai ke khalayak pembaca, maka humas harus menjalin komunikasi yang baik dengan kalangan media masa.
Dalam kegiatan itu, komunikasi peserta dan pembicara dilakukan tidak hanya searah dengan melibatkan partisipasi semua peserta. Peserta dibagi lima kelompok masing-masing kelompok terdiri lima orang.
Setiap kelompok diminta untuk menyajikan berita siaran terkait kegiatan pejabat di lingkungan tempatnya bekerja. Setelah itu mereka mempresentasikan penulisan berita dan masing-masing saling menanggapi atau memberi masukan.
"Jangan lupa humas harus bisa menjaga hubungan baik dengan media dan kontak pribadi dengan wartawan atau redaktur karena hal itu akan bermanfaat dalam menentukan pilihan pengiriman siaran pers atau topik yang hendak disampaikan," katanya mengingatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009
"Petugas humas harus memperhatikan aspek kepentingan masyarakat pembaca terhadap isi siaran persnya," kata Manajer Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA Maria D Andriana pada pelatihan jurnalistik kehumasan di Denpasar, Selasa.
Pada pelatihan jurnalistik dalam rangkaian HUT ke-72 Perum LKBN ANTARA yang terselenggara atas kerja sama dengan Pemprov Bali itu, ia meminta, siaran pers harus mengikuti kaidah jurnalistik agar yang disampaikan bisa dimuat oleh media masa.
Wartawan ANTARA yang pernah bertugas empat tahun di Tokyo itu menegaskan pentingnya pemahaman dasar jurnalistik yang harus dikuasasi petugas humas.
Dikatakan Maria, meskipun acara-acara kehumasan biasanya bersifat formal, seperti peresmian atau pelantikan pejabat tertentu, tetap punya nilai berita, asal dikemas menarik.
Diakuinya ada kendala yang sifatnya hirarki yang dirasakan petugas humas saat memberitakan kegiatan terkait pimpinan di tempatnya bekerja. Untuk itu, kata dia, mereka harus mampu memilah isi atau materi berita yang kuat tanpa mengabaikan sisi etika atau penghormatan pada pimpinannya.
"Yang tak kalah pentingnya, dalam penulisan berita humas adalah menyampaikan semua informasi berdasar urutan atau prioritas terpenting," katanya.
Maria juga mengajak para peserta agar jeli dalam mengangkat siaran persnya dengan memakai kretaria visi misi lembaganya.
Hal penting lainnya, kata dia, dalam menyiarkan beritanya agar sampai ke khalayak pembaca, maka humas harus menjalin komunikasi yang baik dengan kalangan media masa.
Dalam kegiatan itu, komunikasi peserta dan pembicara dilakukan tidak hanya searah dengan melibatkan partisipasi semua peserta. Peserta dibagi lima kelompok masing-masing kelompok terdiri lima orang.
Setiap kelompok diminta untuk menyajikan berita siaran terkait kegiatan pejabat di lingkungan tempatnya bekerja. Setelah itu mereka mempresentasikan penulisan berita dan masing-masing saling menanggapi atau memberi masukan.
"Jangan lupa humas harus bisa menjaga hubungan baik dengan media dan kontak pribadi dengan wartawan atau redaktur karena hal itu akan bermanfaat dalam menentukan pilihan pengiriman siaran pers atau topik yang hendak disampaikan," katanya mengingatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009