Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak pelaku UMKM terus menjaga kualitas produk dan SDM agar dapat meneruskan kerajinan warisan budaya leluhur.
"Keunggulan warisan budaya dalam bidang kerajinan harus kita jaga dengan menunjukkan kualitas produk yang baik dengan kemasan yang menarik dan sumber daya manusia yang berkualitas tentunya," katanya dalam Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit III di Denpasar, Bali, Rabu.
Selain itu, tambah dia, supaya Bali tetap mampu menjadi daerah yang memiliki kerajinan khas yang dapat bersaing di kancah nasional dan internasional, maka produsen wajib mempertimbangkan bahan baku yang digunakan agar berkualitas dan terjamin.
"Demikian pula, cara mengemas produk sebelum dipasarkan, label harga yang tidak berubah (harga tidak menyesuaikan kalangan yang membeli) dan dihasilkan dari tangan-tangan perajin yang juga berkualitas dan memiliki daya seni mumpuni," ujarnya.
Baca juga: Penjualan produk UMKM di Denpasar meningkat lewat aplikasi digital (video)
Dengan mengangkat tema "Bangga Pakai Buatan Krama Bali", istri Gubernur Bali itu mengajak semua pihak untuk mulai mencintai dan menggunakan produksi lokal. Hal ini agar perputaran ekonomi Bali kembali bangkit dan dirasakan semua pihak.
"Jangan pernah malu untuk berkreasi demi kemajuan daerah sendiri. Jangan kita teledor agar karya-karya seni hasil kreativitas warga lokal tidak diakui pihak luar," katanya.
Kemudian, pertahankan kreasi dan ciri khas tenun, logam, dan kerajinan tangan lainnya sesuai dengan ciri khas wilayahnya sendiri dan perkenalkan kepada warga sekitar untuk digunakan sebelum dilakukan pemasaran keluar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan Pameran Bali Bangkit Tahap III Tahun 2021 ini diharapkan memberikan motivasi bagi semua pelaku UMKM untuk bangkit dan menambah kreasi kerajinan tangannya.
"Produksi jangan hanya monoton, agar memiliki harga jual yang tinggi dan layak untuk bersaing di luar negeri. Semakin banyak jenis yang diproduksi maka dengan kuantitas yang terbatas akan memberikan nilai tambah pada produksi tertentu," katanya.
Baca juga: BI Bali dorong digitalisasi UMKM Denpasar dari hulu ke hilir
Sementara itu, Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional ke depan, maka lembaga keuangan akan mengalokasikan dana minimal 30 persen untuk UMKM hingga 2023, sehingga ekonomi kreatif berbagai jenis seperti lukisan, tenun, dan logam, akan tumbuh optimal.
Pameran Bali Bangkit Tahap III 2021 berlangsung 15 September-14 Oktober dengan melibatkan 70 IKM se-Bali dan sejak tahap pertama, total telah melibatkan 300 UMKM.
Untuk menggairahkan motivasi dan kreasi pelaku UMKM, kali ini Dekranasda berkolaborasi dengan tim penggerak PKK se-Bali. Selain pameran produksi berupa benda, juga dapat dijumpai sejumlah kuliner dari sembilan kabupaten/kota se-Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Keunggulan warisan budaya dalam bidang kerajinan harus kita jaga dengan menunjukkan kualitas produk yang baik dengan kemasan yang menarik dan sumber daya manusia yang berkualitas tentunya," katanya dalam Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit III di Denpasar, Bali, Rabu.
Selain itu, tambah dia, supaya Bali tetap mampu menjadi daerah yang memiliki kerajinan khas yang dapat bersaing di kancah nasional dan internasional, maka produsen wajib mempertimbangkan bahan baku yang digunakan agar berkualitas dan terjamin.
"Demikian pula, cara mengemas produk sebelum dipasarkan, label harga yang tidak berubah (harga tidak menyesuaikan kalangan yang membeli) dan dihasilkan dari tangan-tangan perajin yang juga berkualitas dan memiliki daya seni mumpuni," ujarnya.
Baca juga: Penjualan produk UMKM di Denpasar meningkat lewat aplikasi digital (video)
Dengan mengangkat tema "Bangga Pakai Buatan Krama Bali", istri Gubernur Bali itu mengajak semua pihak untuk mulai mencintai dan menggunakan produksi lokal. Hal ini agar perputaran ekonomi Bali kembali bangkit dan dirasakan semua pihak.
"Jangan pernah malu untuk berkreasi demi kemajuan daerah sendiri. Jangan kita teledor agar karya-karya seni hasil kreativitas warga lokal tidak diakui pihak luar," katanya.
Kemudian, pertahankan kreasi dan ciri khas tenun, logam, dan kerajinan tangan lainnya sesuai dengan ciri khas wilayahnya sendiri dan perkenalkan kepada warga sekitar untuk digunakan sebelum dilakukan pemasaran keluar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan Pameran Bali Bangkit Tahap III Tahun 2021 ini diharapkan memberikan motivasi bagi semua pelaku UMKM untuk bangkit dan menambah kreasi kerajinan tangannya.
"Produksi jangan hanya monoton, agar memiliki harga jual yang tinggi dan layak untuk bersaing di luar negeri. Semakin banyak jenis yang diproduksi maka dengan kuantitas yang terbatas akan memberikan nilai tambah pada produksi tertentu," katanya.
Baca juga: BI Bali dorong digitalisasi UMKM Denpasar dari hulu ke hilir
Sementara itu, Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional ke depan, maka lembaga keuangan akan mengalokasikan dana minimal 30 persen untuk UMKM hingga 2023, sehingga ekonomi kreatif berbagai jenis seperti lukisan, tenun, dan logam, akan tumbuh optimal.
Pameran Bali Bangkit Tahap III 2021 berlangsung 15 September-14 Oktober dengan melibatkan 70 IKM se-Bali dan sejak tahap pertama, total telah melibatkan 300 UMKM.
Untuk menggairahkan motivasi dan kreasi pelaku UMKM, kali ini Dekranasda berkolaborasi dengan tim penggerak PKK se-Bali. Selain pameran produksi berupa benda, juga dapat dijumpai sejumlah kuliner dari sembilan kabupaten/kota se-Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021