Lumajang (Antara Bali) - Para pemimpin diingatkan untuk kompak dalam "mengajegkan" atau mengokohkan/menegakkan Bali agar tidak mudah goyah oleh berbagai permasalahan yang terjadi.
"Dari awal Bali ditegakkan dengan cara kerja yang kompak oleh Sang Hyang Pasupati yang sekarang berstana di Gunung Semeru, sehingga berhasil menegakkan Pulau Dewata. Itu yang harus diikuti oleh masyarakat kita," kata tokoh spiritual Hindu, Ida Pedanda Wayahan Bun, dalam "dharma wacana" atau ceramah keagamaan di sela - sela persembahyangan di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis Malam.
Ceramah itu disampaikan kepada ratusan Umat Hindu yang memadati Pura Agung tersebut serangkaian Upacara Pujawali Krama yang berakhir Jumat (13/7).
Menurut dia, berdasarkan berbagai sumber sastra, dalam yoganya Sang Hyang Pasupati melihat posisi Bali yang mengambang.
Melihat kenyataan itu, Beliau kemudian merelakan sebagian puncak Gunung Semeru untuk dibawa ke Bali dengan mengutus Bedawang Nala sebagai penyangga dari bawah gunung tersebut.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Dari awal Bali ditegakkan dengan cara kerja yang kompak oleh Sang Hyang Pasupati yang sekarang berstana di Gunung Semeru, sehingga berhasil menegakkan Pulau Dewata. Itu yang harus diikuti oleh masyarakat kita," kata tokoh spiritual Hindu, Ida Pedanda Wayahan Bun, dalam "dharma wacana" atau ceramah keagamaan di sela - sela persembahyangan di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis Malam.
Ceramah itu disampaikan kepada ratusan Umat Hindu yang memadati Pura Agung tersebut serangkaian Upacara Pujawali Krama yang berakhir Jumat (13/7).
Menurut dia, berdasarkan berbagai sumber sastra, dalam yoganya Sang Hyang Pasupati melihat posisi Bali yang mengambang.
Melihat kenyataan itu, Beliau kemudian merelakan sebagian puncak Gunung Semeru untuk dibawa ke Bali dengan mengutus Bedawang Nala sebagai penyangga dari bawah gunung tersebut.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012