Komunitas yang tergabung dalam "Sekaa Demen Bojog" Bali membagikan ratusan pisang untuk kera-kera yang berhabitat di objek wisata Sangeh, Kabupaten Badung dan Alas Kedaton, Kabupaten Tabanan, Bali, agar satwa itu tetap bertahan di habitatnya.
"Ratusan kera ini akan mengalami perubahan karakter. Bisa saja galak, apabila ketersediaan bahan makanan mereka berkurang," kata koordinator Sekaa Demen Bojog drh Gede Dedy Marsika, di sela membagikan pisang di Sangeh, Kabupaten Badung, Senin.
Menurut Marsika, di tengah pandemi saat ini, memang sangat berdampak terhadap kelangsungan habitat kera, seperti yang terjadi di Sangeh dan Alas Kedaton.
"Memang saat ini yang diperlukan perhatian bagi siapa saja untuk bersama-sama menjaga habitat kera di Bali. Kami mengajak semua pihak, walaupun di tengah situasi sulit ini, kita bisa berbuat untuk bersama-sama menjaga habitat kera secara bergandengan," ucapnya.
Baca juga: 2.000 ekor kera huni objek wisata Alas Kedaton (video)
Marsika menjelaskan, saat ini banyak buah pisang di pasaran, apalagi harga pisang saat ini sedang anjlok. "Jadi, daripada dibuang sia-sia, kita bisa donasikan untuk makanan kera-kera ini," ujarnya.
Habitat kera di Sangeh dan Alas Kedaton, lanjut dia, cukup banyak, sedangkan saat ini tamu sama sekali tidak ada.
"Kami bersama pecinta satwa, turut serta mengumpulkan donasi berupa makanan untuk kera, seperti pisang yang matang. Kami bagikan pada ratusan kera di Sangeh maupun di Alas Kedaton dan berharap keberadaan kera di sini tetap lestari," katanya.
Nengah Winaya, salah seorang pemandu di Sangeh, mengakui hampir dua tahun tidak bekerja karena pandemi COVID-19.
Meskipun demikian, kata dia, untuk ketersediaan makanan kera di Sangeh, sejauh ini masih aman. "Setiap hari ada saja yang membawa makanan, berupa buah pisang, roti dan umbi. Tetapi memang perlu dukungan semua pihak, untuk menjaga kera-kera ini tetap jinak," ucap Winaya, yang sehari-hari biasanya menjadi tukang foto di kawasan Sangeh.
Baca juga: Umat Hindu Bali lakukan ritual Wanaralaba untuk pemberian makan kera di Pura Pulaki-Buleleng
Di kawasan hutan di Alas Sangeh diperkirakan dihuni 700 lebih kera. Kawasan ini sebelumnya menjadi objek favorit bagi wisatawan mancanegara maupun Nusantara.
Sebelum pandemi, ribuan pengunjung mendatangi objek wisata Sangeh, yang memiliki keasrian pepohonan yang terjaga dengan baik.
"Sebelum pandemi, kera-kera di sini selain disiapkan makanan oleh pengelola, biasanya tamu-tamu juga membawa dan membagikan makanan secara langsung, seperti kacang rebus, jagung dan buah buahan," kata Winaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Ratusan kera ini akan mengalami perubahan karakter. Bisa saja galak, apabila ketersediaan bahan makanan mereka berkurang," kata koordinator Sekaa Demen Bojog drh Gede Dedy Marsika, di sela membagikan pisang di Sangeh, Kabupaten Badung, Senin.
Menurut Marsika, di tengah pandemi saat ini, memang sangat berdampak terhadap kelangsungan habitat kera, seperti yang terjadi di Sangeh dan Alas Kedaton.
"Memang saat ini yang diperlukan perhatian bagi siapa saja untuk bersama-sama menjaga habitat kera di Bali. Kami mengajak semua pihak, walaupun di tengah situasi sulit ini, kita bisa berbuat untuk bersama-sama menjaga habitat kera secara bergandengan," ucapnya.
Baca juga: 2.000 ekor kera huni objek wisata Alas Kedaton (video)
Marsika menjelaskan, saat ini banyak buah pisang di pasaran, apalagi harga pisang saat ini sedang anjlok. "Jadi, daripada dibuang sia-sia, kita bisa donasikan untuk makanan kera-kera ini," ujarnya.
Habitat kera di Sangeh dan Alas Kedaton, lanjut dia, cukup banyak, sedangkan saat ini tamu sama sekali tidak ada.
"Kami bersama pecinta satwa, turut serta mengumpulkan donasi berupa makanan untuk kera, seperti pisang yang matang. Kami bagikan pada ratusan kera di Sangeh maupun di Alas Kedaton dan berharap keberadaan kera di sini tetap lestari," katanya.
Nengah Winaya, salah seorang pemandu di Sangeh, mengakui hampir dua tahun tidak bekerja karena pandemi COVID-19.
Meskipun demikian, kata dia, untuk ketersediaan makanan kera di Sangeh, sejauh ini masih aman. "Setiap hari ada saja yang membawa makanan, berupa buah pisang, roti dan umbi. Tetapi memang perlu dukungan semua pihak, untuk menjaga kera-kera ini tetap jinak," ucap Winaya, yang sehari-hari biasanya menjadi tukang foto di kawasan Sangeh.
Baca juga: Umat Hindu Bali lakukan ritual Wanaralaba untuk pemberian makan kera di Pura Pulaki-Buleleng
Di kawasan hutan di Alas Sangeh diperkirakan dihuni 700 lebih kera. Kawasan ini sebelumnya menjadi objek favorit bagi wisatawan mancanegara maupun Nusantara.
Sebelum pandemi, ribuan pengunjung mendatangi objek wisata Sangeh, yang memiliki keasrian pepohonan yang terjaga dengan baik.
"Sebelum pandemi, kera-kera di sini selain disiapkan makanan oleh pengelola, biasanya tamu-tamu juga membawa dan membagikan makanan secara langsung, seperti kacang rebus, jagung dan buah buahan," kata Winaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021