Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya melakukan panen perdana tanaman porang secara langsung bersama kelompok tani porang sari di Banjar Nyuhgading, Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat.
"Porang itu merupakan suatu tumbuhan yang menjanjikan. Mudah-mudahan di Desa Mundeh, tanaman ini bisa maju dan berkembang bagus, sehingga bisa menjadi komoditas baru untuk masyarakat kita," kata Bupati Sanjaya.
Terkait tanaman porang, kini masih lebih difokuskan pada penelitian, termasuk keunggulannya, proses produksi, target pasar serta menentukan harga jual yang pasti.
Baca juga: Wabup Jembrana ingin generasi muda mau jadi petani
Keunggulan porang itu juga diperkuat oleh Kadis Pertanian Nyoman Budana. Ia menambahkan kurang lebih 438 hektare dari total 939 hektare lahan yang terhampar di Tabanan ditanami Porang.
Meskipun harus melalui proses pengolahan lebih dahulu, namun porang memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan sebagai pengganti pangan lokal.
"Kedepannya akan dibangun pabrik pengolahan porang, sebab fasilitas pengolahan merupakan harapan besar masyarakat, sehingga kepastian produksi bisa terjamin," ujarnya.
Sejumlah 24 hektare lahan telah disediakan dan dilaksanakan proses penggarapan Porang. "Melihat dari nilai ekonomis, menjadi motivasi utama kami dalam bertani porang, karena dalam masa penanamannya tidak terpengaruh keterbatasan wilayah. Jarak tanam hanya sekitar 30-40 cm, namun hasil yang maksimal bisa kita rasakan," kata Ketua Kelompok Porang Sari, Wayan Gede Budiana.
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau vaksinasi dan pabrik porang di Jatim
Wayan Gede Budiana mengatakan kendala utama dalam pembudidayaan ini ada pada proses pengolahan tanah, karena sama sekali tidak melibatkan penggunaan teknologi, meskipun total sudah 1 juta lebih bibit tertanam di lahan seluas 24 hektare tersebut.
Pihaknya berharap Pemkab Tabanan ke depannya bisa menfasilitasi daerah dengan teknologi pabrik pengolahan porang, yang nantinya hasil produksi porang bisa mencapai kestabilan harga, tidak hanya sampai di tengkulak, tapi juga bisa mendunia.
Wayan Budiana menambahkan, saat ini anggota tani porang sari, juga lebih banyak didominasi oleh anak muda atau kaum milenial, karena dinilai memiliki motivasi yang tinggi terhadap perkembangan tani porang ke depan, yang diharapkan memiliki nilai jual tinggi sebagai produk nasional dan internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Porang itu merupakan suatu tumbuhan yang menjanjikan. Mudah-mudahan di Desa Mundeh, tanaman ini bisa maju dan berkembang bagus, sehingga bisa menjadi komoditas baru untuk masyarakat kita," kata Bupati Sanjaya.
Terkait tanaman porang, kini masih lebih difokuskan pada penelitian, termasuk keunggulannya, proses produksi, target pasar serta menentukan harga jual yang pasti.
Baca juga: Wabup Jembrana ingin generasi muda mau jadi petani
Keunggulan porang itu juga diperkuat oleh Kadis Pertanian Nyoman Budana. Ia menambahkan kurang lebih 438 hektare dari total 939 hektare lahan yang terhampar di Tabanan ditanami Porang.
Meskipun harus melalui proses pengolahan lebih dahulu, namun porang memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan sebagai pengganti pangan lokal.
"Kedepannya akan dibangun pabrik pengolahan porang, sebab fasilitas pengolahan merupakan harapan besar masyarakat, sehingga kepastian produksi bisa terjamin," ujarnya.
Sejumlah 24 hektare lahan telah disediakan dan dilaksanakan proses penggarapan Porang. "Melihat dari nilai ekonomis, menjadi motivasi utama kami dalam bertani porang, karena dalam masa penanamannya tidak terpengaruh keterbatasan wilayah. Jarak tanam hanya sekitar 30-40 cm, namun hasil yang maksimal bisa kita rasakan," kata Ketua Kelompok Porang Sari, Wayan Gede Budiana.
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau vaksinasi dan pabrik porang di Jatim
Wayan Gede Budiana mengatakan kendala utama dalam pembudidayaan ini ada pada proses pengolahan tanah, karena sama sekali tidak melibatkan penggunaan teknologi, meskipun total sudah 1 juta lebih bibit tertanam di lahan seluas 24 hektare tersebut.
Pihaknya berharap Pemkab Tabanan ke depannya bisa menfasilitasi daerah dengan teknologi pabrik pengolahan porang, yang nantinya hasil produksi porang bisa mencapai kestabilan harga, tidak hanya sampai di tengkulak, tapi juga bisa mendunia.
Wayan Budiana menambahkan, saat ini anggota tani porang sari, juga lebih banyak didominasi oleh anak muda atau kaum milenial, karena dinilai memiliki motivasi yang tinggi terhadap perkembangan tani porang ke depan, yang diharapkan memiliki nilai jual tinggi sebagai produk nasional dan internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021