Pemerintah Kota Denpasar, Bali terus berupaya menekan penyebaran COVID-19, salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan eco enzyme ke udara sebagai disinfektan alami dan ramah lingkungan secara berkelanjutan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana di Denpasar, Jumat, mengatakan penyemprotan secara simbolis telah dilakukan Wali Kota Jaya Negara pekan lalu. Kini, setiap hari Selasa dan Jumat, secara berkelanjutan, melakukan penyemprotan cairan tersebut.

"Kegiatan penyemprotan cairan eco enzyme dilakukan secara berkelanjutan di seluruh desa dan kelurahan. Eco enzyme yang disemprotkan sebanyak delapan tangki mobil. Setiap kecamatan mendapat jatah dua tangki mobil," katanya.

Alit Wiradana lebih lanjut mengatakan delapan tangki mobil tersebut dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR), serta dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar dengan menyasar ruas wilayah desa serta kelurahan di empat kecamatan di Denpasar.

Penyemprotan yang dilakukan bersama komunitas eco enzyme nusantara dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan, khususnya di Kota Denpasar.

Baca juga: Pemkot Denpasar peringati Hari Lingkungan Hidup dengan "Eco Enzyme"

Terlebih dalam masa pandemi saat ini dengan cairan eco enzyme yang terbuat dari fermentasi buah berfungsi sebagai disinfektan alami diharapkan dapat memutus penyebaran COVID-19.

"Kami ucapkan terima kasih untuk komunitas peduli lingkungan dalam hal ini Komunitas Eco Enzyme Nusantara yang telah melaksanakan kegiatan penyemprotan keliling untuk membersihkan udara Kota Denpasar," ujarnya.

Alit Wiradana mengatakan eco enzyme merupakan produk metabolit sekunder yang merupakan sabun udara. Cairan tersebut juga merupakan produk metabolit sekunder yang merupakan sabun udara.

Produk ini dihasilkan oleh mikroba anerob serta mengandung senyawa radikal hidroksil (OH radikal) dan ion hirdoksil (OH-). Setelah disemprotkan ke udara senyawa ini akan bereaksi terhadap polutan sehingga menghasilkan produk akhir berupa oksigen (O2). Oksigen inilah yang nantinya bertindak sebagai prekursor pembentukan ozon.

Untuk itu, kata dia, diharapkan kegiatan ini dapat memberi manfaat yang baik ke depannya khusus di masa pandemi saat ini. Selain itu bisa membantu mengurangi beban alam dengan pengelolaan sampah berbasis sumber.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021