Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mendorong UMKM di Pulau Dewata untuk lebih profesional dalam mengelola keuangan agar bisa tetap bertahan di tengah berbagai situasi ekonomi.

"Perusahaan-perusahaan besar dalam situasi pandemi seperti ini banyak yang tidak mampu bertahan, tetapi UMKM mampu bertahan dan kini menduduki peran yang sangat strategis," kata Pastika dalam penyerapan aspirasi secara virtual di Denpasar, Kamis.

Dalam penyerapan aspirasi bertajuk Pengelolaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan UMKM itu, Pastika menyarankan kekuatan atau "daya tahan" yang sudah dimiliki UMKM di Bali harus terus dipertahankan.

"Seringkali ketika ada UMKM yang sudah berhasil, hidup sebentar, namun akhirnya menjadi bangkrut karena keuangan tidak dikelola dan tidak dicatat dengan benar. Begitu untung sedikit, sudah digunakan pergi ke tajen atau malah kawin lagi," selorohnya.

Baca juga: Anggota DPD: Survei pasar harus jadi acuan petani Bali

Menurut Pastika, memang diperlukan keahlian dan kiat untuk mengelola keuangan dan administrasi usaha, sehingga ketika sudah tertib, makin lama UMKM menjadi makin besar.

Anggota Komite 2 DPD itu melihat tidak hanya saat pandemi kali ini UMKM di Bali bisa tetap bertahan, termasuk juga setelah peristiwa tragedi Bom Bali 2002.

"Usaha-usaha besar umumnya akan kesulitan untuk bergerak dalam kondisi saat ini karena antara biaya produksi dengan penjualan tidak seimbang," ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Pihaknya dalam kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan pembinaan dan pendampingan UMKM, terlebih di tengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini.

"Dengan semakin banyak mendapatkan konsultasi dari para intelektual dan praktisi, saya optimis, UMKM Bali ke depan akan semakin baik," kata Pastika.

Baca juga: Anggota DPD: Pandemi dorong warga Bali kembali tekuni pertanian

Sementara itu, Ketua Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) Bali Cokorda Widyawati mengatakan dari pengalamannya mendampingi lebih dari 700 UMKM di berbagai kabupaten/kota di Bali, dengan laporan keuangan yang dibuat oleh pelaku usaha dapat dilihat kondisi keuangan mereka sehat atau tidak.

"Harus dipisahkan antara rekening usaha dan rekening pribadi sehingga dapat dilihat jelas perkembangan usahanya. Demikian juga harus dipisahkan mereka yang bertugas untuk pencatatan dan yang memegang uang," ucapnya.

Cokorda Widyawati membagi sejumlah kiat agar UMKM bisa tetap eksis yakni harus kreatif, memiliki inisiatif, selalu optimis, menjadikan tantangan sebagai peluang dan pantang menyerah.

"Seringkali pelaku UMKM kita di Bali masih terkendala dalam mindset wirausaha dan keterampilan manajemen bisnis," ujarnya.
Ketua Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) Bali Cokorda Widyawati
saat menyampaikan masukan kepada anggota DPD Made Mangku Pastika secara virtual pada Kamis (22/7/2021).
ANTARA/Rhisma.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021