Denpasar (Antara Bali) - Sejak dimasukkannya "subak" ke dalam daftar nominasi warisan budaya dunia langsung mendongkrak kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke kawasan sawah berundak di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, yang menerapkan sistem irigasi pertanian tradisional.

 ke salah satu kawasan subak atau saluran irigasi pertanian tradisional yang dinilai yakni kawasan terasering persawahan Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan.

"Bahkan sejak subak diusulkan menjadi warisan budaya dunia pada 2002, kunjungan wisatawan ke kawasan Jatiluwih sudah mulai banyak. Kami akan lebih bangga lagi apabila UNESCO kemudian menetapkan Subak sebagai salah satu warisan budaya dunia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan, Wayan Adnyana, di Denpasar, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa kawasan Jatiluwih rata - rata per hari kini dikunjungi lebih dari seratus wisatawan mancanegara yang sebagian besar berasal dari negara-negara Eropa. Belum lagi rombongan wisatawan domestik dan pelajar yang jumlahnya lebih banyak.

Tren peningkatan kunjungan wisatawan ke persawahan terasering Jatiluwih dinilai cukup signifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.(DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012