Pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 tahap pertama berbasis Banjar di Kabupaten Gianyar, Bali, sudah menyasar sebanyak 281.673 orang warga di 556 Banjar, 70 desa, 7 kecamatan atau 79,84 persen dari target.
"Capaian ini sekitar 79,84 persen dari jumlah sasaran vaksinasi COVID-19 usia 18 tahun ke atas sebanyak 352.808 orang," kata Bupati Gianyar Made Mahayastra, Kamis di Gianyar.
Bupati mengatakan keberhasilan ini jauh meninggalkan Kabupaten lain. "Gianyar masuk tiga besar progres capaian vaksinasi tertinggi di Bali, bersama Denpasar dan Badung," katanya.
Baca juga: Mendagri tinjau vaksinasi massal di Ubud-Gianyar
Bupati mengatakan keberhasilan ini jauh meninggalkan Kabupaten lain. "Gianyar masuk tiga besar progres capaian vaksinasi tertinggi di Bali, bersama Denpasar dan Badung," katanya.
Baca juga: Mendagri tinjau vaksinasi massal di Ubud-Gianyar
Selain berhasil tuntas, Mahayastra menyatakan berbangga hati karena sistem vaksinasi berbasis Banjar menjadi inspirasi bagi Kabupaten/kota di Bali. Maka itu politikus PDI Perjuangan ini mengapresiasi masyarakat Gianyar, 34 OPD (organisasi pemerintahan daerah), tenaga kesehatan yang kerja siang malam bahkan di hari libur, Perbekel, Camat, hingga Kelihan Banjar (RW).
"OPD ini yang luar biasa. Tanpa anggaran Rp1 pun mendampingi pelaksanaan vaksin di RW (Banjar) . Kalau dianggarkan ini bisa miliaran Rupiah. Makanya jarang ada kepala daerah yang bisa gerakkan birokrasi tanpa anggaran," ungkapnya.
"OPD ini yang luar biasa. Tanpa anggaran Rp1 pun mendampingi pelaksanaan vaksin di RW (Banjar) . Kalau dianggarkan ini bisa miliaran Rupiah. Makanya jarang ada kepala daerah yang bisa gerakkan birokrasi tanpa anggaran," ungkapnya.
Dengan tuntasnya vaksinasi pertama, Bupati Mahayastra secara resmi tutup pelaksanaan vaksinasi berbasis Banjar. "Jadi per hari ini, vaksinasi tahap pertama kita sudah tuntas. Sehingga hari ini, secara resmi saya menutup vaksinasi pertama berbasis banjar," terang Mahayastra.
Dijelaskan, dari jumlah sasaran vaksin usia 18 tahun ke atas sebanyak 352.808, masih ada sisa sebanyak 71.135 warga yang belum divaksin. Sisanya ini disebabkan oleh beberapa faktor. Ada yang KTP Gianyar, domisili di luar karena pekerjaan dinas, tidak lolos meja skrining, dan ada beberapa orang yang memang phobia takut disuntik.
"Di meja skrining ini paling banyak tidak lolos. Rata-rata 10-15 persen. Karena hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit lain yang secara medis tidak dibolehkan dokter. Ada beberapa persen yang memang phobia, tidak mau keluar rumah karena takut jarum suntik tapi jumlahnya sangat kecil," ujar Mahayastra.
Baca juga: Gubernur Bali apresiasi inovasi vaksinasi "zona hijau" libatkan OPD
Dengan capaian vaksinasi tahap pertama ini, Mahayastra yakin herd imunity (kekebalan kolektif) sudah mulai terbentuk di bumi seni Gianyar.
"Di meja skrining ini paling banyak tidak lolos. Rata-rata 10-15 persen. Karena hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit lain yang secara medis tidak dibolehkan dokter. Ada beberapa persen yang memang phobia, tidak mau keluar rumah karena takut jarum suntik tapi jumlahnya sangat kecil," ujar Mahayastra.
Baca juga: Gubernur Bali apresiasi inovasi vaksinasi "zona hijau" libatkan OPD
Dengan capaian vaksinasi tahap pertama ini, Mahayastra yakin herd imunity (kekebalan kolektif) sudah mulai terbentuk di bumi seni Gianyar.
Selanjutnya, vaksinasi tahap kedua ditargetkan akan tuntas pada Agustus 2021. "Karena Astrazeneca perlu waktu 2 sampai 3 bulan. Jadi yang sudah tuntas vaksin pertama, akan selesai vaksin kedua di bulan Agustus," ujar Mahayastra yakin.
Mahayastra berharap kemajuan vaksinasi COVID-19 ini akan menggugah komitmen pemerintah untuk membuka pariwisata internasional Juli 2021 ini. "Agar hal yang sudah kita programkan sampai Tahun 2023 masih bisa kita laksanakan," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021