Salah satu lingkungan, di Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, mengalami "lockdown" akibat merebaknya virus corona jenis baru penyebab COVID-19 di wilayah setempat.
Petugas Komunikasi Publik Vaksinasi COVID-19 Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, Selasa, di Mojokerto mengatakan, Pemerintah Kota Mojokerto menggelar tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi 39 warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon.
"Mereka yang menjalani tes usap PCR tersebut terdeteksi memiliki riwayat kontak erat dengan lima warga setempat yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah observasi Rusunawa Cinde," katanya.
Ia mengatakan pada Minggu (13/6) 2021 pihaknya mengevakuasi lima orang warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan yang terkonfirmasi COVID-19 ke rumah observasi Rusunawa Cinde untuk menjalani perawatan.
"Dan hari ini ditindaklanjuti perluasan tracing dari lima orang yang positif COVID-19. Berdasarkan hasil tracing, diketahui ada 39 warga yang melakukan kontak erat, sehingga untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mereka harus dites usap PCR," katanya.
Baca juga: RSUD Soetomo Surabaya terima pasien COVID-19 rujukan dari Bangkalan
Karena, kata dia, berdasarkan dari hasil tes usap PCR terhadap puluhan warga tersebut akan dilakukan analisis untuk menghentikan laju transmisi serta mengurangi jumlah orang baru yang terinfeksi oleh virus.
Namun, kata dia, meski tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari, sehingga sampai saat ini hasil tes belum diketahui.
"Kami harapkan hasil tes swab PCR bisa diketahui, agar tindak lanjutnya bisa lebih cepat," katanya.
Pihaknya juga sedang memperdalam riwayat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Jika kelima pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena sering beraktivitas di luar kota, maka perlu diketahui status kota itu sendiri.
'Karena kalau itu kota dengan zona merah atau terindikasi kasusnya tinggi, maka perlu antisipasi lebih jauh (bagi Kota Mojokerto)," kata dia.
Ia kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi COVID-19 .
"Vaksinasi bertujuan menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok) dan kekebalan individu terhadap virus COVID-19. Maka semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak," katanya.
Baca juga: Panglima TNI-Kapolri adakan rapat penanganan COVID-19 di Kediri-Jatim
Termasuk juga, kata dia, kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 harus ditingkatkan dengan disiplin protokol kesehatan 5M.
"Dan bila ada gejala seperti flu, apalagi ada di sekitar yang terkonfirmasi COVID-19, maka harus segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, sehingga penanganan bisa lebih cepat," katanya.
Untuk keterisian rumah observasi Rusunawa, saat ini terisi 23 pasien termasuk 1 orang pekerja migran Indonesia (PMI), sedangkan bed occupancy rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur sebesar 35,94 persen, demikian Gaguk Tri Prasetyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Petugas Komunikasi Publik Vaksinasi COVID-19 Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, Selasa, di Mojokerto mengatakan, Pemerintah Kota Mojokerto menggelar tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi 39 warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon.
"Mereka yang menjalani tes usap PCR tersebut terdeteksi memiliki riwayat kontak erat dengan lima warga setempat yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah observasi Rusunawa Cinde," katanya.
Ia mengatakan pada Minggu (13/6) 2021 pihaknya mengevakuasi lima orang warga lingkungan Sidomulyo, Kelurahan Mentikan yang terkonfirmasi COVID-19 ke rumah observasi Rusunawa Cinde untuk menjalani perawatan.
"Dan hari ini ditindaklanjuti perluasan tracing dari lima orang yang positif COVID-19. Berdasarkan hasil tracing, diketahui ada 39 warga yang melakukan kontak erat, sehingga untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mereka harus dites usap PCR," katanya.
Baca juga: RSUD Soetomo Surabaya terima pasien COVID-19 rujukan dari Bangkalan
Karena, kata dia, berdasarkan dari hasil tes usap PCR terhadap puluhan warga tersebut akan dilakukan analisis untuk menghentikan laju transmisi serta mengurangi jumlah orang baru yang terinfeksi oleh virus.
Namun, kata dia, meski tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari, sehingga sampai saat ini hasil tes belum diketahui.
"Kami harapkan hasil tes swab PCR bisa diketahui, agar tindak lanjutnya bisa lebih cepat," katanya.
Pihaknya juga sedang memperdalam riwayat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Jika kelima pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena sering beraktivitas di luar kota, maka perlu diketahui status kota itu sendiri.
'Karena kalau itu kota dengan zona merah atau terindikasi kasusnya tinggi, maka perlu antisipasi lebih jauh (bagi Kota Mojokerto)," kata dia.
Ia kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi COVID-19 .
"Vaksinasi bertujuan menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok) dan kekebalan individu terhadap virus COVID-19. Maka semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak," katanya.
Baca juga: Panglima TNI-Kapolri adakan rapat penanganan COVID-19 di Kediri-Jatim
Termasuk juga, kata dia, kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 harus ditingkatkan dengan disiplin protokol kesehatan 5M.
"Dan bila ada gejala seperti flu, apalagi ada di sekitar yang terkonfirmasi COVID-19, maka harus segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, sehingga penanganan bisa lebih cepat," katanya.
Untuk keterisian rumah observasi Rusunawa, saat ini terisi 23 pasien termasuk 1 orang pekerja migran Indonesia (PMI), sedangkan bed occupancy rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur sebesar 35,94 persen, demikian Gaguk Tri Prasetyo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021