Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Bali, berupaya menyosialisasikan pengolahan sampah berbasis sumbernya karena keberadaan sampah menjadi ancaman terbesar bagi kelestarian lingkungan dan penyebab banjir saat musim hujan.
"Keberadaan sampah memang menjadi ancaman terbesar bagi lingkungan. Karena jika sampah terus dibiarkan dari hulu hingga hilir akan menyebabkan banjir pada musim hujan," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Sagung Antari Jaya Negara di sela mengikuti webinar dengan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Suastini Koster di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan masalah sampah di Denpasar secara perlahan sudah bisa diatasi. Mulai dari hulu, dalam hal ini sampah rumah tangga sudah dilakukan pengolahan di masing-masing desa. Walau belum bisa sepenuhnya dilakukan pada bank sampah desa.
"Saat ini di Kota Denpasar sudah menerapkan program pengolahan sampah desa melalui bank sampah. Tujuannya sampah-sampah rumah tangga tidak lagi ke TPA Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan," ujarnya.
Ia mengatakan melalui bank sampah yang ada di desa-desa di Kota Denpasar itu mampu mengolah dan menjadikan nilai ekonomis. Bahkan bank sampah itu menerapkan dengan sistem menabung.
"Jadi, sampah-sampah yang disetorkan ke bank sampah itu ada hitungannya dan dibukukan dalam bentuk tabungan," ujar Sagung Antari.
Sagung Antari mengatakan dalam mengatasi masalah sampah dari sumbernya telah ditetapkan beberapa desa. Bahkan Kota Denpasar memiliki desa percontohan dalam pengelolaan sampah, yakni Desa Sumerta Kaja.
Menurutnya, Desa Sumerta Kaja melakukan pengelolaan sampah dengan cara 5 R, yakni Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), Recycle (daur ulang), Replace (ganti), Replant (tanam kembali).
Ia mengatakan menjadi sebuah desa yang bebas sampah mungkin sangat sulit untuk dibayangkan, karena sebagian besar kegiatan sehari-hari masyarakat pasti menghasilkan sampah, baik itu sampah plastik atau pun sampah organik.
"Namun di balik permasalahan mengenai sampah Desa Sumerta Kaja bisa mewujudkan hal tersebut, menjadi sebuah desa bebas dari sampah dan menjadi desa yang bersih," ucapnya.
Sagung Antari mengatakan pihaknya akan mengajak seluruh kader PKK desa/kelurahan maupun kecamatan di Kota Denpasar untuk berkunjung ke pengelolaan sampah di Desa Sumerta Kaja.
"Dengan mengajak kader PKK desa/kelurahan maupun kecamatan bisa termotivasi untuk menangani dan mengelolah sampah dari sumbernya," katanya.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster mengajak PKK kabupaten dan kota untuk ikut berperan serta dalam sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. Karena pengelolaan sampah berbasis sumber merupakan salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan saat ini untuk mengatasi persoalan sampah di Bali.
Menurut Putri Koster, pemerintah tidak mungkin lagi membangun tempat pembuangan akhir (TPA), seperti yang saat ini ada di wilayah Suwung.
Ia mengatakan wilayah TPA Suwung telah jadi korban karena sistem penanganan sampah yang kurang tepat, selama ini cenderung hanya memindahkan sampah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
"Ke depan, hal ini tidak boleh lagi terjadi. Tidak boleh lagi ada wilayah yang dikorbankan, sampah harus selesai di sumber. Guna menyukseskan program ini, kami mengajak PKK kabupaten/kota membantu dalam pengelolaan sampah berbasis sumber di wilayah masing-masing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Keberadaan sampah memang menjadi ancaman terbesar bagi lingkungan. Karena jika sampah terus dibiarkan dari hulu hingga hilir akan menyebabkan banjir pada musim hujan," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Sagung Antari Jaya Negara di sela mengikuti webinar dengan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Suastini Koster di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan masalah sampah di Denpasar secara perlahan sudah bisa diatasi. Mulai dari hulu, dalam hal ini sampah rumah tangga sudah dilakukan pengolahan di masing-masing desa. Walau belum bisa sepenuhnya dilakukan pada bank sampah desa.
"Saat ini di Kota Denpasar sudah menerapkan program pengolahan sampah desa melalui bank sampah. Tujuannya sampah-sampah rumah tangga tidak lagi ke TPA Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan," ujarnya.
Ia mengatakan melalui bank sampah yang ada di desa-desa di Kota Denpasar itu mampu mengolah dan menjadikan nilai ekonomis. Bahkan bank sampah itu menerapkan dengan sistem menabung.
"Jadi, sampah-sampah yang disetorkan ke bank sampah itu ada hitungannya dan dibukukan dalam bentuk tabungan," ujar Sagung Antari.
Sagung Antari mengatakan dalam mengatasi masalah sampah dari sumbernya telah ditetapkan beberapa desa. Bahkan Kota Denpasar memiliki desa percontohan dalam pengelolaan sampah, yakni Desa Sumerta Kaja.
Menurutnya, Desa Sumerta Kaja melakukan pengelolaan sampah dengan cara 5 R, yakni Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), Recycle (daur ulang), Replace (ganti), Replant (tanam kembali).
Ia mengatakan menjadi sebuah desa yang bebas sampah mungkin sangat sulit untuk dibayangkan, karena sebagian besar kegiatan sehari-hari masyarakat pasti menghasilkan sampah, baik itu sampah plastik atau pun sampah organik.
"Namun di balik permasalahan mengenai sampah Desa Sumerta Kaja bisa mewujudkan hal tersebut, menjadi sebuah desa bebas dari sampah dan menjadi desa yang bersih," ucapnya.
Sagung Antari mengatakan pihaknya akan mengajak seluruh kader PKK desa/kelurahan maupun kecamatan di Kota Denpasar untuk berkunjung ke pengelolaan sampah di Desa Sumerta Kaja.
"Dengan mengajak kader PKK desa/kelurahan maupun kecamatan bisa termotivasi untuk menangani dan mengelolah sampah dari sumbernya," katanya.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster mengajak PKK kabupaten dan kota untuk ikut berperan serta dalam sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. Karena pengelolaan sampah berbasis sumber merupakan salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan saat ini untuk mengatasi persoalan sampah di Bali.
Menurut Putri Koster, pemerintah tidak mungkin lagi membangun tempat pembuangan akhir (TPA), seperti yang saat ini ada di wilayah Suwung.
Ia mengatakan wilayah TPA Suwung telah jadi korban karena sistem penanganan sampah yang kurang tepat, selama ini cenderung hanya memindahkan sampah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
"Ke depan, hal ini tidak boleh lagi terjadi. Tidak boleh lagi ada wilayah yang dikorbankan, sampah harus selesai di sumber. Guna menyukseskan program ini, kami mengajak PKK kabupaten/kota membantu dalam pengelolaan sampah berbasis sumber di wilayah masing-masing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021