Denpasar (Antara Bali) - Pengamat budaya Prof Dr I Nyoman Darma Putra M Litt mengusulkan para maestro seni di Pulau Dewata dijadikan ikon dalam Pesta Kesenian Bali secara bergantian untuk mengurangi kesan monoton.
"Sebenarnya panitia Pesta Kesenian Bali (PKB) sudah berusaha mengisi setiap program itu dengan acara yang berbeda-beda. Misalnya dulu ada pawai tentang apel dan bunga. Sudah berusaha sekali diwariasikan, namun tampaknya belum menghasilkan hal yang memuaskan publik," katanya di Denpasar, Selasa.
Guru besar di Fakultas Sastra Universitas Udayana ini tidak memungkiri, bagi yang sudah menonton sejak awal, kesan monoton sangat layak diterima.
Supaya citra PKB setiap tahun dapat berbeda, dia mengusulkan dapat diangkat satu tokoh seniman besar Bali setiap tahun untuk dijadikan ikon.
"Misalnya kita buat biografi seniman besar pelukis Lempad, ditulis bukunya, perkenalkan pada publik, kemudian luncurkan pada pembukaan atau salah satu acara PKB," katanya.
Dengan demikian, kesan kemonotonan itu bisa dikurangi. "Tahun berikutnya bisa saja yang dijadikan ikon maestro pelukis Mario dan seterusnya seniman-seniman besar lainnya," katanya.
Menurut dia, harusnya disadari bahwa kesenian Bali tidak hanya menghasilkan pementasan, tetapi juga maestro. Banyak seniman luar biasa pada mudanya keliling dunia, namun sejarah tentang mereka seakan hilang.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sebenarnya panitia Pesta Kesenian Bali (PKB) sudah berusaha mengisi setiap program itu dengan acara yang berbeda-beda. Misalnya dulu ada pawai tentang apel dan bunga. Sudah berusaha sekali diwariasikan, namun tampaknya belum menghasilkan hal yang memuaskan publik," katanya di Denpasar, Selasa.
Guru besar di Fakultas Sastra Universitas Udayana ini tidak memungkiri, bagi yang sudah menonton sejak awal, kesan monoton sangat layak diterima.
Supaya citra PKB setiap tahun dapat berbeda, dia mengusulkan dapat diangkat satu tokoh seniman besar Bali setiap tahun untuk dijadikan ikon.
"Misalnya kita buat biografi seniman besar pelukis Lempad, ditulis bukunya, perkenalkan pada publik, kemudian luncurkan pada pembukaan atau salah satu acara PKB," katanya.
Dengan demikian, kesan kemonotonan itu bisa dikurangi. "Tahun berikutnya bisa saja yang dijadikan ikon maestro pelukis Mario dan seterusnya seniman-seniman besar lainnya," katanya.
Menurut dia, harusnya disadari bahwa kesenian Bali tidak hanya menghasilkan pementasan, tetapi juga maestro. Banyak seniman luar biasa pada mudanya keliling dunia, namun sejarah tentang mereka seakan hilang.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012