Tim mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, berhasil meraih enam medali pada ajang Internasional Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition (IPITEx) 2021 di Bangkok.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., di Singaraja, Rabu, mengatakan pengumuman itu disampaikan panitia pada 3 Mei lalu.
"Tentu saja kami memberikan apresiasi kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut karena kembali berhasil menorehkan prestasi dari ajang IPITEx, dan ini sebuah kebanggaan, karena di tengah pandemi COVID-19, mahasiswa Undiksha tetap semangat untuk berprestasi. Ini capaian luar biasa,” kata Suastra.
Baca juga: Mahasiswa Seni Rupa Undiksha raih juara di pameran internasional
Pada ajang tahunan ini, terdapat enam tim yang mewakili Undiksha. Tim pertama adalah Eco Paving Block yang beranggotakan 3 orang, yaitu Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), I Putu Raka Nata (Prodi Pendidikan Fisika), dan Ni Komang Sarini Dewi (Pendidikan Bahasa Inggris).
Tim ini didampingi oleh Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si. Eco paving block merupakan sebuah produk ramah lingkungan yang terbuat dari material agregat sampah plastik dan limbah sekam padi. Produk ini berhasil meraih medali perak.
Tim Kedua, yaitu Helen Kosmetik yang beranggotakan Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), Ronia Apriani (Prodi Kimia), Made Irma Meliana Dewi (Prodi kimia), Ni Luh Ayu Suandewi (Pendidikan Bahasa Inggris), Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti (Prodi Akuntansi), dan Putu Vijanitha Satha (Prodi Akuntansi).
Tim ini didampingi oleh Dr. I Nyoman Tika M.Si. Produk Helen Kosmetik merupakan produk skincare organik dan ramah lingkungan yang terbuat dari limbah persembahyangan, limbah restoran, dan limbah pertanian. Produk ini berhasil menyabet medali perunggu.
Baca juga: Undiksha kembangkan teknologi pewarnaan endek dengan fiksator nanopasta
Tim ketiga adalah Le Lac Coffee. Tim ini beranggotakan 5 orang, Yaitu Ketut Widya Astuti (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris), Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), Ronia Apriani (Prodi Kimia), I Wayan Widnyana (Prodi Manajemen), dan Ni Wayan Dian Yusmara Yanti (Prodi Akuntansi). Tim ini didampingi oleh Dr. I Nyoman Tika M.Si.
Produk le lac coffee, yaitu kopi luwak yang terbuat dari biji kopi lokal Desa Wanagiri dengan teknologi fermentasi yang kreatif, inovatif dan ramah lingkungan menggunakan bakteri isolate lokal dan bakteri yang diisolasi dari usus luwak. Melalui teknologi ini, proses produksi kopi luwak semakin cepat, kapasitas produksi meningkat, cost produksi rendah karena tidak perlu budidaya hewan luwak, dan hewan luwak tetap lestari di alam bebas. Produk ini berhasil meraih medali perak.
Tim keempat terdiri atas I Wayan Mahaksa Kumaratungga, Putu Gede Semara Putra,Cantika Oktariza Dewi, dan Putu Wina Maharani. Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran ini menampilkan invensi BRIANA: Advance Detection and Image Enhancement For Breast Cancer Using Deep Learning.
Invensi ini menggunakan metode kecerdasan buatan atau AI untuk mendeteksi adanya sel kanker payudara pada sebuah jaringan ikat setelah biopsi atau sering kira sebut Histopathology kanker payudara. Invensi ini membantu tim medis untuk mencari sel kanker pada jaringan ikat menggunakan AI sebagai "partner" kerja dokter patologi klinik. Invensi ini berhasil menyabet medali emas.
Baca juga: Undiksha ciptakan teknologi batu cadas tiruan
Tim kelima terdiri atas I Bagus Ngurah Alit Putra Wiryawan, Ni Made Radha Jiwantini, I Putu Albert Purnama Putra, I Wayan Arnata, dan Cokorda Gde Krisparinama. Tim ini menampilkan invensi Cellbrator: Lithium-Ion Batteries Separator From Solid Waste Algae Eucheuma Cottonii.
Invensi ini berhasil menyabet medali emas. Tim keenam, terdiri atas Dimas Fadhilah Aprilian Santoso, Ficky Amalia, Ni Komang Aprilia Enisari, Ni Komang Sarini Dewi, Ni Made Sania Indri Wahyuni, Putu Adi Sumariawan, dan Sugeng Santoso. Invensi yang ditampilkan adalah Poc Loh Gending: An Agrochemistry Solution for the Sustainable Indonesian Food Sovereignty. Invensi ini berhasil meraih medali perunggu.
Salah satu anggota tim, Gery Apriliana Putra mengatakan keikutsertaan dalam ajang ini diawali dengan pengiriman invensi pada bulan Desember 2021 sampai Januari 2021. Setelah melalui sejumlah tahapan, hasilnya diumumkan pada 3 Mei 2021. “Peserta ajang ini berasal dari berbagai negara di Asia dan Eropa. Lebih dari 10 negara,” ucapnya, Selasa (4/5/2021)
Prestasi ini, lanjutnya merupakan sebuah kebanggaan karena bisa membawa dan mengharumkan nama Undiksha dan Indonesia di kancah internasional. “Harapan saya pribadi, semoga semakin banyak mahasiwa Undiksha yang berprestasi di kancah nasional dan internasional,” harapnya.
Baca juga: Rektor minta lulusan Undiksha bisa "agile"
Sementara itu, mahasiswa Mahaksa Kumaratungga berharap invensi yang diikutsertakan pada ajang tersebut dapat terus dikembangkan dan mendapat perhatian lebih lanjut dari universitas maupun pihak terkait lainnya. “Semoga invensi bisa masuk tahap uji tingkat lanjut dan bisa dipakai oleh rumah sakit dan beberapa lab,” harapnya.
Mahasiswa lain, Ni Wayan Dian Yusmara Yanti yang berasal dari Br. Senangka, DesaSakti, Kec. Nusa Penida, Klungkung dan tergabung dalam tim Le Lac Coffe merasakan semangat berprestasi mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari dukungan para dosen dan juga pimpinan universitas. Hal ini diharapkan dapat terus berlanjut, sehingga Undiksha semakin berdaya saing.
Tidak hanya itu, mahasiswa asal Nusa Penida ini, juga ingin menunjukkan bahwa Nusa Penida, selain memiliki wisata yang bagus, juga memiliki potensi sumber daya manusia yang berkompeten salah satunya pada bidang akademik.
Undiksha sangat fokus terhadap peningkatan prestasi mahasiswa. Keikutsertaan dalam kompetisi dilakukan seleksi secara ketat. Hal ini diharapkan selalu didukung oleh seluruh civitas akademika. “Pembinaan dan pendampingan terus dimaksimalkan. Itu upaya Undiksha untuk terus meningkatkan prestasi,” tegasnya.
Selain prestasi pada ajang ini, Suastra menambahkan Undiksha juga terus berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa berwirausaha yang sekaligus menjadi kontrak kerja Rektor dengan Kementerian. Selain itu juga mendorong mahasiswa untuk bisa melahirkan start up.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., di Singaraja, Rabu, mengatakan pengumuman itu disampaikan panitia pada 3 Mei lalu.
"Tentu saja kami memberikan apresiasi kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut karena kembali berhasil menorehkan prestasi dari ajang IPITEx, dan ini sebuah kebanggaan, karena di tengah pandemi COVID-19, mahasiswa Undiksha tetap semangat untuk berprestasi. Ini capaian luar biasa,” kata Suastra.
Baca juga: Mahasiswa Seni Rupa Undiksha raih juara di pameran internasional
Pada ajang tahunan ini, terdapat enam tim yang mewakili Undiksha. Tim pertama adalah Eco Paving Block yang beranggotakan 3 orang, yaitu Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), I Putu Raka Nata (Prodi Pendidikan Fisika), dan Ni Komang Sarini Dewi (Pendidikan Bahasa Inggris).
Tim ini didampingi oleh Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si. Eco paving block merupakan sebuah produk ramah lingkungan yang terbuat dari material agregat sampah plastik dan limbah sekam padi. Produk ini berhasil meraih medali perak.
Tim Kedua, yaitu Helen Kosmetik yang beranggotakan Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), Ronia Apriani (Prodi Kimia), Made Irma Meliana Dewi (Prodi kimia), Ni Luh Ayu Suandewi (Pendidikan Bahasa Inggris), Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti (Prodi Akuntansi), dan Putu Vijanitha Satha (Prodi Akuntansi).
Tim ini didampingi oleh Dr. I Nyoman Tika M.Si. Produk Helen Kosmetik merupakan produk skincare organik dan ramah lingkungan yang terbuat dari limbah persembahyangan, limbah restoran, dan limbah pertanian. Produk ini berhasil menyabet medali perunggu.
Baca juga: Undiksha kembangkan teknologi pewarnaan endek dengan fiksator nanopasta
Tim ketiga adalah Le Lac Coffee. Tim ini beranggotakan 5 orang, Yaitu Ketut Widya Astuti (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris), Gede Gery Apriliana Putra (Prodi Kimia), Ronia Apriani (Prodi Kimia), I Wayan Widnyana (Prodi Manajemen), dan Ni Wayan Dian Yusmara Yanti (Prodi Akuntansi). Tim ini didampingi oleh Dr. I Nyoman Tika M.Si.
Produk le lac coffee, yaitu kopi luwak yang terbuat dari biji kopi lokal Desa Wanagiri dengan teknologi fermentasi yang kreatif, inovatif dan ramah lingkungan menggunakan bakteri isolate lokal dan bakteri yang diisolasi dari usus luwak. Melalui teknologi ini, proses produksi kopi luwak semakin cepat, kapasitas produksi meningkat, cost produksi rendah karena tidak perlu budidaya hewan luwak, dan hewan luwak tetap lestari di alam bebas. Produk ini berhasil meraih medali perak.
Tim keempat terdiri atas I Wayan Mahaksa Kumaratungga, Putu Gede Semara Putra,Cantika Oktariza Dewi, dan Putu Wina Maharani. Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran ini menampilkan invensi BRIANA: Advance Detection and Image Enhancement For Breast Cancer Using Deep Learning.
Invensi ini menggunakan metode kecerdasan buatan atau AI untuk mendeteksi adanya sel kanker payudara pada sebuah jaringan ikat setelah biopsi atau sering kira sebut Histopathology kanker payudara. Invensi ini membantu tim medis untuk mencari sel kanker pada jaringan ikat menggunakan AI sebagai "partner" kerja dokter patologi klinik. Invensi ini berhasil menyabet medali emas.
Baca juga: Undiksha ciptakan teknologi batu cadas tiruan
Tim kelima terdiri atas I Bagus Ngurah Alit Putra Wiryawan, Ni Made Radha Jiwantini, I Putu Albert Purnama Putra, I Wayan Arnata, dan Cokorda Gde Krisparinama. Tim ini menampilkan invensi Cellbrator: Lithium-Ion Batteries Separator From Solid Waste Algae Eucheuma Cottonii.
Invensi ini berhasil menyabet medali emas. Tim keenam, terdiri atas Dimas Fadhilah Aprilian Santoso, Ficky Amalia, Ni Komang Aprilia Enisari, Ni Komang Sarini Dewi, Ni Made Sania Indri Wahyuni, Putu Adi Sumariawan, dan Sugeng Santoso. Invensi yang ditampilkan adalah Poc Loh Gending: An Agrochemistry Solution for the Sustainable Indonesian Food Sovereignty. Invensi ini berhasil meraih medali perunggu.
Salah satu anggota tim, Gery Apriliana Putra mengatakan keikutsertaan dalam ajang ini diawali dengan pengiriman invensi pada bulan Desember 2021 sampai Januari 2021. Setelah melalui sejumlah tahapan, hasilnya diumumkan pada 3 Mei 2021. “Peserta ajang ini berasal dari berbagai negara di Asia dan Eropa. Lebih dari 10 negara,” ucapnya, Selasa (4/5/2021)
Prestasi ini, lanjutnya merupakan sebuah kebanggaan karena bisa membawa dan mengharumkan nama Undiksha dan Indonesia di kancah internasional. “Harapan saya pribadi, semoga semakin banyak mahasiwa Undiksha yang berprestasi di kancah nasional dan internasional,” harapnya.
Baca juga: Rektor minta lulusan Undiksha bisa "agile"
Sementara itu, mahasiswa Mahaksa Kumaratungga berharap invensi yang diikutsertakan pada ajang tersebut dapat terus dikembangkan dan mendapat perhatian lebih lanjut dari universitas maupun pihak terkait lainnya. “Semoga invensi bisa masuk tahap uji tingkat lanjut dan bisa dipakai oleh rumah sakit dan beberapa lab,” harapnya.
Mahasiswa lain, Ni Wayan Dian Yusmara Yanti yang berasal dari Br. Senangka, DesaSakti, Kec. Nusa Penida, Klungkung dan tergabung dalam tim Le Lac Coffe merasakan semangat berprestasi mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari dukungan para dosen dan juga pimpinan universitas. Hal ini diharapkan dapat terus berlanjut, sehingga Undiksha semakin berdaya saing.
Tidak hanya itu, mahasiswa asal Nusa Penida ini, juga ingin menunjukkan bahwa Nusa Penida, selain memiliki wisata yang bagus, juga memiliki potensi sumber daya manusia yang berkompeten salah satunya pada bidang akademik.
"Menjadi bagian dari Undiksha dan ikut serta dalam kompetisi internasional merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi saya. Proses dalam mengikuti ajang ini sangatlah panjang, meski dalam suasana pandemic Covid-19, saya dan tim tetap berusaha memberikan hasil yang terbaik untuk Undiksha," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil rektor Undiksha Suastra lebih lanjut mengatakan, prestasi ini tidak hanya penting untuk meningkatkan daya saing mahasiswa, tetapi juga universitas, baik tingkat nasional maupun internasional. “Klasterisasi perguruan tinggi tidak bisa dilepaskan dari prestasi mahasiswa. Tentu capaian ini kami apresiasi,” ucapnya.Undiksha sangat fokus terhadap peningkatan prestasi mahasiswa. Keikutsertaan dalam kompetisi dilakukan seleksi secara ketat. Hal ini diharapkan selalu didukung oleh seluruh civitas akademika. “Pembinaan dan pendampingan terus dimaksimalkan. Itu upaya Undiksha untuk terus meningkatkan prestasi,” tegasnya.
Selain prestasi pada ajang ini, Suastra menambahkan Undiksha juga terus berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa berwirausaha yang sekaligus menjadi kontrak kerja Rektor dengan Kementerian. Selain itu juga mendorong mahasiswa untuk bisa melahirkan start up.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021