Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mendorong adanya upaya bersama untuk mengoptimalkan berbagai potensi SDM di Provinsi Bali agar bisa lebih fokus dalam memajukan sektor pertanian.

"Kita harus menggerakkan dan memberdayakan potensi di luar pemerintahan seperti cendekiawan, pengusaha dan sebagainya," kata Pastika saat penyerapan aspirasi dengan Komunitas Kita Cinta Pertanian Indonesia-Bali secara virtual di Denpasar, Senin.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, saat ini tak bisa lagi sepenuhnya berharap dari pemerintah karena politik dan politisinya sangat tergantung pada kepentingan.

"Kalau pemegang kekuasaan tidak merasa ada kepentingan, maka tidak akan diambil kebijakan tertentu, termasuk untuk sektor pertanian," ucapnya pada acara yang dipandu Nyoman Baskara itu.

Baca juga: DPRD Bali terima Komunitas Cinta Pertanian Indonesia

Oleh karena itu, dia sangat mengapresiasi unsur masyarakat dari berbagai komponen di Bali yang peduli pada pertanian dan telah menghimpun diri dalam kelompok Petisi 45.

"Menurut saya, apa yang disampaikan para tokoh ini dalam Petisi 45 berisi pemikiran yang bernas, aplikatif dan usulan-usulannya bisa dilaksanakan. Saya akan bawa Petisi 45 ini ke dalam laporan sebagai anggota DPD," ujarnya.  Selanjutnya Pastika juga berjanji akan mengawal di Kementerian Pertanian yang menjadi mitra Komite 2 DPD.

Sejumlah narasumber yang terhimpun dalam "Petisi 45" mengemukakan banyaknya masalah yang masih dihadapi petani, seperti keberadaan subak, kelangkaan bibit, harga yang rendah hingga pasar. 

Pakar subak yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof Wayan Windia menekankan agar dalam revitalisasi subak diperhatikan pula hal-hal yang terkait dengan ekonomi dan teknologi selain sosial dan budaya.

Sedangkan pakar ekonomi Jro Gede Sudibia juga salah satu deklarator Petisi 45 yang menyampaikan materi tentang pemulihan ekonomi Bali yang sebenarnya potensi pertanian Bali sangat besar. 

Baca juga: Anggota DPD: Keberpihakan pada petani Bali jangan hanya wacana

Kini, pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi akibat pandemi COVID-19, masyarakat yang begitu lama menikmati pertumbuhan ekonomi dengan pesatnya sektor pariwisata, kini menjadi terpuruk.

"Untuk itu, mari kita ke depan buka lembaran baru, para elit mesti bergerak mengagendakan upaya-upaya konkret penyelamatan Bali," ucapnya.

Dia pun mencontohkan, lobi-lobi pejabat sangat penting dalam membantu menaikkan harga produk petani. Petani juga perlu semacam bank petani untuk mendukung modal usahanya.

Kemudian drh Nining Hartaningsih yang pernah sebagai tim ahli FAO saat membacakan isi Petisi 45 antara lain mengatakan banyak petani hidupnya kurang sejahtera, padahal pertanian membuka lapangan kerja cukup besar.

 
Ketut Ngastawa, mewakili anggota DPD Made Mangku menerima Petisi 45 dari Komunitas Kita Cinta Pertanian Indonesia-Bali  di Denpasar 
(Antaranews Bali/Rhisma/2021)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021