Berawal dari niat punya usaha, Kadek Sukasih (38) memilih menjadi Agen BRILink di Denpasar, Bali. Pikirannya saat itu, ingin menambah penghasilan tanpa perlu investasi yang besar.
Jauh sebelumnya, Kadek "Kartini Masa Kini" itu sempat menjadi karyawan di salah satu perusahaan sebagai marketing. Namun, dia mengundurkan diri. Dia pun mulai merintis usaha Counter Pulsa/HP pada 2007 dengan modal Rp30 juta. Berkembang, kini Kadek sudah punya 11 cabang toko counter pulsa/HP di sekitar Denpasar.
"Saya sebelumnya berprofesi pengusaha seluler sejak 2007, karena di tahun tersebut saingan tidak banyak dan memiliki prospek yang baik di masa depan. Modal waktu itu kurang lebih belum banyak sih, modalnya dari kecil dulu sekitar Rp30 juta sebelum kontrak (punya cabang toko)," kata Kadek sebagaimana rilis BRI yang diterima di Denpasar (20/4/2021).
Pada 2007, Kadek mengaku benar-benar merintis usaha dari nol. Modal Rp30 juta berasal dari kantong sendiri tanpa mendapat bantuan modal dari siapapun, baik perbankan maupun lembaga pinjaman lainnya.
Saat pertama kali membuka usaha counter pulsa/HP, Kadek mendapatkan banyak kesulitan. Mulai dari susahnya mencari barang jualan hingga usahanya yang belum dikenal dan dipercaya provider. Bahkan ada kalanya, dia merugi karena sebagian barang jualan seperti kartu provider hangus tidak terjual karena masa berlaku sudah terlewat.
"Pada saat itu memang belum ada yang mempercayakan usaha saya karena belum punya nama, mau pinjem kemanapun pasti belum dipercaya sama provider," ujarnya.
Baca juga: Berawal dari KUR BRI, Ida Ayu Kade Padmi raih omzet hingga Rp25 juta per bulan
Kendati begitu, ibu dua anak itu tetap optimistis bahwa usahanya akan terus berkembang dan sukses. Dia selalu menerapkan prinsip "On time" dalam usahanya, misalnya dalam pembelian barang, pembayaran utang, maupun lainnya.
"Saya membuktikan toko yang dikelola itu on time, saya tidak pernah pembayaran molor. Contoh pembayaran saya janjikan seminggu ya dipenuhi dalam kurun waktu seminggu. Kemudian karena kita tidak punya blacklist pembayaran jadi semua orang kini percaya," ungkapnya.
Untuk omset usaha kala itu, Kadek hanya memperoleh untung sekitar Rp2 juta per bulan. Saat usaha berkembang, omsetnya mencapai Rp100 juta per bulan. Ini gabungan hasil dari usaha counter dan menjadi agen BRILink, bahkan counter milik Kadek sudah berjumlah 11 cabang.
Dari 11 cabang counter miliknya itu, Kadek memiliki 29 pekerja. Selain gaji, para pegawainya tetap mendapatkan uang makan dan uang lembur, sehingga gaji yang diperoleh pun cukup.
"Tidak ada syarat khusus dalam perekrutan, hanya saja yang terpenting orang tersebut harus jujur. Biasanya saya tes kerja dulu seminggu, kalau kinerjanya baik saya lanjutkan dipekerjakan," kata Perempuan 38 tahun ini.
Seiring berjalannya waktu, Kadek tentunya punya mimpi usaha lebih besar. Pilihan dijatuhkan dengan menjadi agen BRIlink. Dia resmi bergabung sebagai agen bank BUMN ini pada Agustus 2020.
"Saya kepikiran pengen nambah sesuatu di toko saya yakni jadi agen BRILInk, setelah itu ada orang bank yang langsung hadir ke toko dan menawarkan saya menjadi agen sehingga prosesnya dari awal dibantu," katanya.
Baca juga: BRILink selamatkan usaha masyarakat Bali selama Pandemi COVID-19
Kadek bercerita, selama menjadi Agen Brilink tak pusing memikirkan modal usaha. Penghasilan menjadi agen BRilink saja sudah cukup menguntungkan baginya. Dalam 1 toko ada 1 agen brilink dan biasanya ia memperoleh penghasilan senilai Rp3 juta per bulan.
"Lumayan banyak yang menggunakan BRILInk dari saya, sekitar 50 per hari tapi kalau sebulan bisa mencapai 1.500 nasabah. Satu toko Rp3 juta," ujar Kadek.
Selama menjadi agen Brilink, Kadek mengaku tidak mengalami kesulitan. Segala proses berjalan lancar tanpa ada kendala. BRI selalu merespons cepat dan mengurus segala hal dengan baik.
Selain mendapat penghasilan selama menjadi agen BRilink, Kadek juga mendapatkan pelatihan dan pembinaan berupa wawasan dari pihak BRI mengenai bagaimana cara mengatasi komplain konsumen, dan edukasi tentang hubungan Brilink dengan pembayaran apa saja.
Ia pun bersyukur bisa menjadi bagian dari BRI, di masa pandemi covid-19 ini dirinya sangat terbantu. Lantaran ia tidak perlu bersusah payah menambah omset tanpa modal lagi berkat jadi agen Brilink.
"Rasa syukur karena dapat menambah omzet karena di masa pandemi ini saya bisa menambah omzet tanpa menambah modal lagi. Pengaruh BRilink terhadap usaha ya tentunya menambah omset," ungkap ibu 2 anak ini.
Kadek pun berharap kedepannya kinerja BRI bisa lebih baik, "Harapan kedepannya, BRI bisa lebih bagus dari sekarang untuk semua manajemennya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Jauh sebelumnya, Kadek "Kartini Masa Kini" itu sempat menjadi karyawan di salah satu perusahaan sebagai marketing. Namun, dia mengundurkan diri. Dia pun mulai merintis usaha Counter Pulsa/HP pada 2007 dengan modal Rp30 juta. Berkembang, kini Kadek sudah punya 11 cabang toko counter pulsa/HP di sekitar Denpasar.
"Saya sebelumnya berprofesi pengusaha seluler sejak 2007, karena di tahun tersebut saingan tidak banyak dan memiliki prospek yang baik di masa depan. Modal waktu itu kurang lebih belum banyak sih, modalnya dari kecil dulu sekitar Rp30 juta sebelum kontrak (punya cabang toko)," kata Kadek sebagaimana rilis BRI yang diterima di Denpasar (20/4/2021).
Pada 2007, Kadek mengaku benar-benar merintis usaha dari nol. Modal Rp30 juta berasal dari kantong sendiri tanpa mendapat bantuan modal dari siapapun, baik perbankan maupun lembaga pinjaman lainnya.
Saat pertama kali membuka usaha counter pulsa/HP, Kadek mendapatkan banyak kesulitan. Mulai dari susahnya mencari barang jualan hingga usahanya yang belum dikenal dan dipercaya provider. Bahkan ada kalanya, dia merugi karena sebagian barang jualan seperti kartu provider hangus tidak terjual karena masa berlaku sudah terlewat.
"Pada saat itu memang belum ada yang mempercayakan usaha saya karena belum punya nama, mau pinjem kemanapun pasti belum dipercaya sama provider," ujarnya.
Baca juga: Berawal dari KUR BRI, Ida Ayu Kade Padmi raih omzet hingga Rp25 juta per bulan
Kendati begitu, ibu dua anak itu tetap optimistis bahwa usahanya akan terus berkembang dan sukses. Dia selalu menerapkan prinsip "On time" dalam usahanya, misalnya dalam pembelian barang, pembayaran utang, maupun lainnya.
"Saya membuktikan toko yang dikelola itu on time, saya tidak pernah pembayaran molor. Contoh pembayaran saya janjikan seminggu ya dipenuhi dalam kurun waktu seminggu. Kemudian karena kita tidak punya blacklist pembayaran jadi semua orang kini percaya," ungkapnya.
Untuk omset usaha kala itu, Kadek hanya memperoleh untung sekitar Rp2 juta per bulan. Saat usaha berkembang, omsetnya mencapai Rp100 juta per bulan. Ini gabungan hasil dari usaha counter dan menjadi agen BRILink, bahkan counter milik Kadek sudah berjumlah 11 cabang.
Dari 11 cabang counter miliknya itu, Kadek memiliki 29 pekerja. Selain gaji, para pegawainya tetap mendapatkan uang makan dan uang lembur, sehingga gaji yang diperoleh pun cukup.
"Tidak ada syarat khusus dalam perekrutan, hanya saja yang terpenting orang tersebut harus jujur. Biasanya saya tes kerja dulu seminggu, kalau kinerjanya baik saya lanjutkan dipekerjakan," kata Perempuan 38 tahun ini.
Seiring berjalannya waktu, Kadek tentunya punya mimpi usaha lebih besar. Pilihan dijatuhkan dengan menjadi agen BRIlink. Dia resmi bergabung sebagai agen bank BUMN ini pada Agustus 2020.
"Saya kepikiran pengen nambah sesuatu di toko saya yakni jadi agen BRILInk, setelah itu ada orang bank yang langsung hadir ke toko dan menawarkan saya menjadi agen sehingga prosesnya dari awal dibantu," katanya.
Baca juga: BRILink selamatkan usaha masyarakat Bali selama Pandemi COVID-19
Kadek bercerita, selama menjadi Agen Brilink tak pusing memikirkan modal usaha. Penghasilan menjadi agen BRilink saja sudah cukup menguntungkan baginya. Dalam 1 toko ada 1 agen brilink dan biasanya ia memperoleh penghasilan senilai Rp3 juta per bulan.
"Lumayan banyak yang menggunakan BRILInk dari saya, sekitar 50 per hari tapi kalau sebulan bisa mencapai 1.500 nasabah. Satu toko Rp3 juta," ujar Kadek.
Selama menjadi agen Brilink, Kadek mengaku tidak mengalami kesulitan. Segala proses berjalan lancar tanpa ada kendala. BRI selalu merespons cepat dan mengurus segala hal dengan baik.
Selain mendapat penghasilan selama menjadi agen BRilink, Kadek juga mendapatkan pelatihan dan pembinaan berupa wawasan dari pihak BRI mengenai bagaimana cara mengatasi komplain konsumen, dan edukasi tentang hubungan Brilink dengan pembayaran apa saja.
Ia pun bersyukur bisa menjadi bagian dari BRI, di masa pandemi covid-19 ini dirinya sangat terbantu. Lantaran ia tidak perlu bersusah payah menambah omset tanpa modal lagi berkat jadi agen Brilink.
"Rasa syukur karena dapat menambah omzet karena di masa pandemi ini saya bisa menambah omzet tanpa menambah modal lagi. Pengaruh BRilink terhadap usaha ya tentunya menambah omset," ungkap ibu 2 anak ini.
Kadek pun berharap kedepannya kinerja BRI bisa lebih baik, "Harapan kedepannya, BRI bisa lebih bagus dari sekarang untuk semua manajemennya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021