Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Indonesia melaksanakan wisuda periode XVII untuk 344 mahasiswa dengan mengikuti protokol kesehatan saat pandemi COVID-19.

Ketua STIKI Indonesia, I Dewa Made Krishna Muku ST, MT dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Rabu, mengatakan STIKI menggelar wisuda periode XVII yang dilaksanakan secara hybrid yakni online dan dihadiri oleh perwakilan wisudawan terbaik dan wisudawan dengan karya terbaik.

Wisuda periode XVII ini diikuti oleh 344 wisudawan yang terdiri dari 326 wisudawan dari Prodi Teknik Informatika dan 16 wisudawan dari Prodi Sistem Komputer.

Baca juga: IMMAPA Bali salurkan bantuan sosial pada pelajar/mahasiswa Papua

Ia berharap agar wisudawan tetap semangat menyandang gelar sarjana di saat pandemi Covid-19. Meski banyak kesulitan yang terjadi di saat pandemi Covid-19, namun wisudawan diharapkan dapat melihat bahwa masa sekarang justru banyak keuntungannya.

Salah satu keuntungan yang harus disadari saat pandemi Covid-19 adalah karena terbatasnya manusia untuk bepergian membuat semua orang menjadi lebih akrab dengan teknologi, khususnya internet. Banyak dari masyarakat saat di rumah justru banyak menemukan hobi baru yang positif dan paling utama menjadi lebih rajin dalam mencari ilmu pengetahuan.

"Saya sampaikan bahwa justru pandemi banyak keuntungan yang kalian dapat dari segi keuntungan kalau dilihat dari sisi kebaikan. Banyak kebaikan yang muncul, memang pandemi membuat sulit bepergian, sulit kuliah offline tapi jangan lupa pandemi membuat lebih mudah menjangkau dunia lebih mudah mencari ilmu pengetahuan,” katanya.

Pandemi Covid-19 membuat semua orang tambah akrab dengan dunia digital. Sehingga siapa yang bisa menguasai digital akan diuntungkan. Dia mengingatkan lulusan STIKI Indonesia beruntung karena merupakan sarjana di bidang teknologi informasi yang menguasai dunia digital.

Krishna Muku lebih lanjut mengatakan era teknologi informasi yang perkembangannya begitu cepat membuat profesional di bidang ini sebagai profesi yang paling dibutuhkan. Profesional di bidang lain mungkin terdampak pandemi Covid-19. Namun, berbanding terbalik dengan profesional di bidang teknologi informasi yang justru semakin dibutuhkan.

“Sekarang dunia digital. Anda sarjana komputer yang fasih digital. Inilah kelebihan anda," ujar Krishna Muku.

Baca juga: Menparekraf lepas 30 siswa Sumut magang ke Poltekpar Bali

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Prof Dr. I Nengah Dasi Astawa, MSi berharap agar wisudawan STIKI Indonesia yang merupakan kampus IT terpopuler di Bali yakin mereka tidak akan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Era teknologi informasi seperti sekarang tentu kesempatan terbuka lebar.

"Sekarang era digital dan anda cocok sekali alumni STIKI yang paham itu (digital). Lulusan STIKI seharusnya tidak menganggur karena anda menguasai digital,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Prof Dasi itu mengingatkan ada satu hal penting yang harus diingat oleh wisudawan agar dapat sukses dalam menggapai mimpi. Dia lantas mengibaratkan kesuksesan bisa diraih ibarat membuka baju di kamar mandi.

“Hidup itu tidak sulit. Sukses itu lebih mudah ketimbang buka baju di kamar mandi. Kalau anda sukses buka baju di kamar mandi seharusnya hidup anda sukses. Kenapa tidak sukses ya? Karena anda tidak mampu menghapus satu kata dalam hidup anda. Satu kata itu hanya 5 huruf. Apa itu?  Malas," kata Prof Dasi sembari berpesan.

Dalam wisuda yang digelar di aula kampus setempat dihadiri perwakilan wisudawan terbaik dan wisudawan dengan karya terbaik. Antara lain Ni Kadek Bumi Krismentari lulusan terbaik dari Prodi Teknik Informatika dengan IPK 3,94. Lulusan terbaik dari Prodi Sistem Komputer adalah I Wayan Purnayasa dengan IPK 3,68.

Wisudawan dengan karya terbaik di antaranya I Gede Yudi Arsana dengan karya tugas akhir berjudul "Pembuatan Film Pendek Superhero Barongman", Nelly Rosaline dengan karya tugas akhir berjudul "Media Pembelajaran 16 Tenses Bahasa Inggris Berbasis Android di STMIK STIKOM Indonesia", Ni Wayan Majoli Kerti Kiantini dengan karya tugas berjudul "Media Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas IV Sekolah Dasar Berbasis Android" dan I Wayan Asih Wirata dengan karya tugas akhir berjudul "Rancang Bangun ATM Sampah sebagai Media Belajar Anak Berbasis Arduino UNO".

STIKI Indonesia pertama kali didirikan tanggal 18 April 2008 dan berada di bawah pengelolaan Yayasan Wahana Widya Wisesa Denpasar. Melalui SK MENDIKNAS RI No. 70/D/O/2008 dan disetujui untuk menyelenggarakan dua program studi yaitu Sistem Komputer dan Teknik Informatika. Untuk informasi lebih lanjut bisa diakses di stiki-indonesia.ac.id dan sip.stiki-indonesia.ac.id.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021