Jaelani, seorang agen BRILink di wilayah Kota Denpasar, Bali, mampu meraih keuntungan hingga puluhan juta per bulan dengan membuat pola layanan kepada para nasabah yang datang di lokasi BRILink yang dikelolanya seperti pelayanan yang dilakukan di Kantor Bank BRI.

"Memang kuncinya itu kita harus profesional dalam melayani pelanggan dan harus fokus dan terus meningkatkan kualitas layanan," ujar Jaelani di 'kantor'-nya di Denpasar, Jumat.

Mulai menjadi agen BRILink sejak tahun 2014, Jaelani saat ini telah mengelola dua agen BRILink yaitu BRILink Jaelani dan BRILink Musrifah.

Dalam keseharian melayani pelanggan, ia dan sejumlah karyawannya selalu mengenakan pakaian seperti pegawai bank. Menurutnya, hal kecil tersebut ternyata berdampak besar untuk membuat warga percaya untuk bertransaksi di agen BRILink yang dikelolanya.

"Ini hal kecil tapi sering dilupakan, padahal dengan penampilan yang profesional itu bisa membuat pelanggan percaya dan nyaman bertransaksi di agen yang saya kelola. Bahkan ada nasabah saya yang bilang kalau lihat kantor BRI dia langsung ingat saya, katanya penampilan saya sudah seperti pegawai bank," ungkap pria berusia 40 tahun tersebut.

Baca juga: BRI salurkan BPUM hingga 31 Januari 2021

Selain dari segi penampilan, menurutnya, dalam melayani nasabah selama ini ia juga fokus, memberikan layanan yang maksimal dan konsisten serta mengatur tempat lokasi pelayanan nasabah secara khusus agar nasabah dapat lebih nyaman dalam bertransaksi.

"Bahkan dulu saat saya memiliki usaha toko kelontong di waktu awal-awal menjadi agen BRILink, saya sudah menyediakan meja khusus untuk menempatkan mesin Electronic Data Capture (EDC) guna membuat nasabah percaya dalam malakukan transaksi sekaligus untuk menyosialisasikan  BRILink kepada pembeli di toko saya," katanya.

Saat ini, dalam satu hari, agen BRILink Jaelani dan agen BRILink Musrifah yang dikelola Jaelani dapat melayani 300 hingga 400 transaksi.

"Pernah juga mencapai 600 transaksi dalam satu hari. Kalau selama pandemi COVID-19, penurunan jumlah transaksinya juga tidak terlalu signifikan. Ini karena kalau yang di agen BRILink Musrifah ini mayoritas pelanggan saya adalah pedagang pasar, jadi tetap ramai transaksinya mungkin nominalnya saja yang berkurang," ujar Jaelani.

Ia menambahkan, sebelum pandemi COVID-19, rata-rata ia mampu meraup keuntungan sekitar Rp45 juta setiap bulannya. Sedangkan selama pandemi, dari dua agen BRILink yang dikelolanya per bulan ia meraih keuntungan sekitar Rp20 juta.

"Dulu menjadi agen BRILink ini adalah pekerjaan sampingan saya selain menjadi pengusaha air mineral. Namun setelah merasakan keuntungannya sekarang saya berbalik, agen BRILink yang saya utamakan," ujar Jaleani.

Baca juga: Untung jutaan/bulan selama COVID-19, Perajin rotan di Denpasar fokus layani masyarakat lewat 'BRILink'

Sementara itu, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Rudy Andimono menjelaskan agen BRILink merupakan perluasan layanan BRI
yakni BRI menjalin kerja sama dengan nasabah BRI sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online dengan konsep sharing fee.

Menurutnya, program BRIlink mampu mendekatkan perbankan ke tengah masyarakat dengan outlet perbankan yang dikelola pihak ketiga atau masyarakat mirip bank mini yang dapat menjadi sumber penghasilan bagi agennya.

"Hingga 21 Maret 2021, agen BRILink se-Kanwil BRI Denpasar tercatat ada 22.373 dan jumlah Agen BRILink se-Bali tercatat sebanyak 6.984," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021