Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Rabu, meninjau kegiatan vaksinasi COVID-19 massal yang digelar di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, yang sudah digelar sejak Senin (22/3).
Keterangan pers Diskominfo Gianyar yang diterima, Rabu, melaporkan Mendagri mengapresiasi vaksinasi massal skala mikro yang dinilai berlangsung sangat tertib.
"Tidak banyak yang melaksanakan vaksinasi tingkat banjar (mikro), adanya di tingkat desa, kampung, kelurahan atau kecamatan. Vaksinasi di tingkat banjar menurutnya lebih tertib teratur seperti ini. Dengan adanya keteraturan jam, yang datang siapa, yang mau disuntik, dan yang lain-lainnya ini, terjadi aliran masuk dan keluar dengan baik," kata Mendagri Tito.
Baca juga: Wapres minta pelibatan masyarakat dalam vaksinasi diperbanyak
Dalam kunjungan itu Mendagri, didampingi Gubernur Bali, Pangdam IX Udayana, Kapolda, Sekda Provinsi Bali, dan Bupati Gianyar mengunjungi lokasi vaksinasi di Banjar Tegallantang, Kelurahan Ubud.
Menteri berpesan bagi masyarakat yang sudah divaksin, jangan langsung merasa sudah aman tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan seperti tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Ia mengungkapkan, antibodi virus corona baru bisa terbentuk sempurna dalam 3-4 minggu setelah vaksin kedua dilakukan.
"Setelah tiga sampai empat minggu itu akan dicek, keluar tidak antibodinya ? Kalau antibodi sudah terbentuk, maka relatif aman, tapi tetap pakai masker, karena ini masalah dunia, saya doakan semoga semuanya berjalan lancar dan semuanya sukses semua mengeluarkan antibodi, sehingga Bali menjadi aman, pariwisata hidup lagi, ekonomi hidup lagi," tambah Tito.
Baca juga: Gubernur Koster perjuangkan 2,8 juta lebih vaksin untuk masyarakat Bali
Tito menegaskan kepada Gubernur Wayan Koster dan Bupati Gianyar Mahayastra bahwa Ubud sebagai zona hijau merupakan prioritas untuk vaksinasi, jadi semua warganya segala umur wajib divaksin.
Di luar daerah yang ditarget menjadi zona hijau, vaksinasi diprioritaskan pada orang yang memiliki faktor risiko.
Bupati Mahayastra, memaparkan bahwa vaksinasi di kawasan Ubud akan selesai dilaksanakan dalam kurun waktu tujuh hari.
Vaksinasi massal berbasis banjar diberikan kepada 32.000 orang dari 47.000 orang yang telah didata. Vaksin tahap kedua akan diberikan setelah 8 minggu melakukan vaksin pertama . “Mengingat vaksin yang diberikan baru tidak menggunakan Sinovac perlu waktu 8 Minggu untuk vaksin kedua," kata Mahayastra.
Baca juga: Gubernur Bali apresiasi inovasi vaksinasi "zona hijau" libatkan OPD
Sementara itu, Bendesa Tegallantang Gusti Putu Gede Suradnya mengatakan, jumlah warga keseluruhan sekitar 700 jiwa, yang tervaksin sekitar 400 jiwa. Ada sekitar 300 jiwa yang tidak tervaksin karena tidak lolos dalam screening. Jumlah vaksin yang dipersiapkan sebanyak 500an dosis.
Suradnya merasa bangga karena desanya dikunjungi oleh Mendagri. Ia berharap bantuan vaksin ini bisa membuat pariwisata bisa kembali normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Keterangan pers Diskominfo Gianyar yang diterima, Rabu, melaporkan Mendagri mengapresiasi vaksinasi massal skala mikro yang dinilai berlangsung sangat tertib.
"Tidak banyak yang melaksanakan vaksinasi tingkat banjar (mikro), adanya di tingkat desa, kampung, kelurahan atau kecamatan. Vaksinasi di tingkat banjar menurutnya lebih tertib teratur seperti ini. Dengan adanya keteraturan jam, yang datang siapa, yang mau disuntik, dan yang lain-lainnya ini, terjadi aliran masuk dan keluar dengan baik," kata Mendagri Tito.
Baca juga: Wapres minta pelibatan masyarakat dalam vaksinasi diperbanyak
Dalam kunjungan itu Mendagri, didampingi Gubernur Bali, Pangdam IX Udayana, Kapolda, Sekda Provinsi Bali, dan Bupati Gianyar mengunjungi lokasi vaksinasi di Banjar Tegallantang, Kelurahan Ubud.
Menteri berpesan bagi masyarakat yang sudah divaksin, jangan langsung merasa sudah aman tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan seperti tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Ia mengungkapkan, antibodi virus corona baru bisa terbentuk sempurna dalam 3-4 minggu setelah vaksin kedua dilakukan.
"Setelah tiga sampai empat minggu itu akan dicek, keluar tidak antibodinya ? Kalau antibodi sudah terbentuk, maka relatif aman, tapi tetap pakai masker, karena ini masalah dunia, saya doakan semoga semuanya berjalan lancar dan semuanya sukses semua mengeluarkan antibodi, sehingga Bali menjadi aman, pariwisata hidup lagi, ekonomi hidup lagi," tambah Tito.
Baca juga: Gubernur Koster perjuangkan 2,8 juta lebih vaksin untuk masyarakat Bali
Tito menegaskan kepada Gubernur Wayan Koster dan Bupati Gianyar Mahayastra bahwa Ubud sebagai zona hijau merupakan prioritas untuk vaksinasi, jadi semua warganya segala umur wajib divaksin.
Di luar daerah yang ditarget menjadi zona hijau, vaksinasi diprioritaskan pada orang yang memiliki faktor risiko.
Bupati Mahayastra, memaparkan bahwa vaksinasi di kawasan Ubud akan selesai dilaksanakan dalam kurun waktu tujuh hari.
Vaksinasi massal berbasis banjar diberikan kepada 32.000 orang dari 47.000 orang yang telah didata. Vaksin tahap kedua akan diberikan setelah 8 minggu melakukan vaksin pertama . “Mengingat vaksin yang diberikan baru tidak menggunakan Sinovac perlu waktu 8 Minggu untuk vaksin kedua," kata Mahayastra.
Baca juga: Gubernur Bali apresiasi inovasi vaksinasi "zona hijau" libatkan OPD
Sementara itu, Bendesa Tegallantang Gusti Putu Gede Suradnya mengatakan, jumlah warga keseluruhan sekitar 700 jiwa, yang tervaksin sekitar 400 jiwa. Ada sekitar 300 jiwa yang tidak tervaksin karena tidak lolos dalam screening. Jumlah vaksin yang dipersiapkan sebanyak 500an dosis.
Suradnya merasa bangga karena desanya dikunjungi oleh Mendagri. Ia berharap bantuan vaksin ini bisa membuat pariwisata bisa kembali normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021