Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja Katolik dan Pastoran Paroki Santo Paulus merupakan momentum penguatan rasa toleransi umat beragama di wilayahnya.

"Rasa toleransi umat beragama di Buleleng dan Bali perlu untuk semakin diperkuat sebagai landasan utuhnya NKRI. Terlebih melihat kondisi masyarakat dewasa ini yang rentan dipecah belah oleh paham radikal yang dibumbui sentimen SARA," katanya dalam acara di Jalan Kartini, Singaraja, Buleleng, Jumat.

Menurut Suradnyana, pihaknya tetap mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pembangunan dan kerukunan umat beragama ke arah lebih baik. Sepanjang kegiatan tersebut sesuai dengan aturan dan regulasi yang ada.

"Umat Katolik di Singaraja harus selalu menjalin komunikasi yang baik di lingkungan serta dengan tokoh-tokoh adat di wilayahnya, sehingga hubungan yang terjalin selama ini tetap berjalan dengan baik," katanya.

Baca juga: Sekda Buleleng hormati proses hukum terkait sewa rumah jabatan

Sementara itu, Romo Paroki Gereja Katolik Santo Paulus Singaraja J. Handrijanto Widjaya Pr. mengatakan peletakan batu pertama itu menunjukkan bahwa panitia dan umat Katolik siap untuk memulai pembangunan gereja.

Bangunan gedung gereja dan pastoran yang lama sudah dihancurkan dan dirobohkan dan menjadi tumpukan bukit yang terhampar di belakang tempat peletakan batu pertama ini.

"Artinya bila dalam perang kami adalah tentara yang bergerak maju, kami sudah membakar jembatan di belakang kami. Tidak ada jalan kembali. Pilihannya hanya satu, kami harus maju dan menyelesaikan pembangunan gereja ini," kata dia.

Ia menambahkan umat pun sudah selama beberapa minggu ini rajin untuk membantu mengosongkan isi gereja dan memindahkannya ke gedung serbaguna yang sekarang dipakai untuk beribadat dan tempat tinggal pastur serta pelayanan umat.

Baca juga: Pengusaha tekstil Buleleng kembangkan pewarna alami

"Jika saja tidak dalam masa pandemi COVID-19, tempat ini pasti sudah penuh untuk umat yang hadir," kata Romo Handrijanto.

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021