Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah terus mewaspadai bertambahnya produk impor hortikultura untuk menghindari terlalu memanasnya atau "overheating" perekonomian Indonesia.
"Industri pertanian kita dalam satu hingga dua tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan industri ini tidak mampu mencapai swasembada beras dan hortikultura karena hampir 50 persen dari market buah di Indonesia merupakan produk impor. Untuk menjaga terjadinya overheating maka impor produk pertanian lainnya tidak boleh melebihi 30 persen," kata Agus dalam sambutannya pada acara penglepasan Alumni Magister dan Doktor Manajemen Bisnis IPB di Jakarta, Sabtu.
Ditambahkannya, untuk mewaspadai produk impor yang dimaksud maka pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam hal penguatan kebijakan fiskal dan moneter.
"Pemerintah juga sedang melakukan perbaikan investasi, baik dari dalam negeri maupun investasi asing. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan reformasi di bidang pembebasan lahan dan perizinan. Penanganan masalah koordinasi pusat daerah, peningkatan atas iklim tenaga kerja, ini semua kita lakukan," kata Agus.
"Kita harus menjaga daya saing supaya kita dapat suatu proses nilai tambah dan kemudian membuat current account balance positif. Kalau tidak Indonesia baru yang tumbuh 6,5 persen sudah over heating, ini yang harus kita jaga," tuturnya.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Industri pertanian kita dalam satu hingga dua tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan industri ini tidak mampu mencapai swasembada beras dan hortikultura karena hampir 50 persen dari market buah di Indonesia merupakan produk impor. Untuk menjaga terjadinya overheating maka impor produk pertanian lainnya tidak boleh melebihi 30 persen," kata Agus dalam sambutannya pada acara penglepasan Alumni Magister dan Doktor Manajemen Bisnis IPB di Jakarta, Sabtu.
Ditambahkannya, untuk mewaspadai produk impor yang dimaksud maka pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam hal penguatan kebijakan fiskal dan moneter.
"Pemerintah juga sedang melakukan perbaikan investasi, baik dari dalam negeri maupun investasi asing. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan reformasi di bidang pembebasan lahan dan perizinan. Penanganan masalah koordinasi pusat daerah, peningkatan atas iklim tenaga kerja, ini semua kita lakukan," kata Agus.
"Kita harus menjaga daya saing supaya kita dapat suatu proses nilai tambah dan kemudian membuat current account balance positif. Kalau tidak Indonesia baru yang tumbuh 6,5 persen sudah over heating, ini yang harus kita jaga," tuturnya.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012