Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan sebanyak 464 prajurit TNI telah melakukan donor plasma konvalesen untuk membantu menangani pasien COVID-19.
 
"Jumlah penyintas di lingkungan TNI, 464 orang, sampai NTT ada 800-an, semuanya sudah donor, sebaiknya dua minggu setelah sembuh itupun dicek titer antibodinya dan yang terbaik adalah dua bulan," kata pangdam saat ditemui dalam kegiatan donor darah di Universitas Udayana, Denpasar, Minggu.
 
Ia menjelaskan untuk proses donor plasma konvalesen dilakukan tanpa paksaan, melainkan dengan cara mengajak. "Kalau dibilang kewajiban itu sih tidak boleh ya, hanya saja itu hak-hak mereka untuk donor, tapi kita bisa sedikit agak mengajak anggota donor. Terbukti ada 464 orang yang donor dari kami," katanya.
 
Menurutnya, setiap orang mempunyai peran menghadapi COVID-19. Untuk itu semua pihak harus berpikir dan memahami betul peranannya dalam mengatasi kasus COVID-19 ini.
 
Terkait dihentikannya karantina hotel, Pangdam Udayana mengatakan akan menyediakan dan mempermudah akses bagi pasien COVID-19 untuk karantina. Bantuan tersebut berupa penyediaan mess dengan kapasitas kurang lebih 30 orang.
 
Pangdam mengatakan bahwa sebelumnya, bagi prajurit TNI yang dinyatakan positif (tanpa gejala) diisolasi di mess. Kemudian, setelah sembuh bisa keluar dari mess dan digantikan dengan pasien positif COVID lainnya.
 
"Dari institusi TNI dan mengajak Unud untuk mencoba mempermudah cara isolasi, seluruh institusi kalau punya fasilitas kami gunakan untuk isolasi. Kalau kebetulan kami punya kenapa tidak dibarengkan? Kebetulan kami ada mess, nanti mess kami gunakan untuk isolasi. Kapasitas mess enggak terlalu banyak, sekitar 30, dan kami cari mess dari kodim-kodim," kata pangdam.
 
Ia juga menekankan pentingnya peran intesif care unit (ICU) di berbagai rumah sakit dalam menangani pasien COVID-19. Kata dia, ICU juga tidak bisa menangani apabila pasien COVID-19 yang diterima sudah sangat parah.
 
"Kita semua kembali harus mengerti, bahwa jika ada komorbid maka harus segera cek. Ini berujungnya individu harus mengerti semua. Kalau rumah sakit menyiapkan dengan sebaik-baiknya, pemerintah sebaik-baiknya, kalau orang tidak mengerti ya tetap saja susah," kata pangdam.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021