Desa Wisata Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, akan dikembangkan menjadi "Agriculture Tourism Village", karena banyaknya masyarakat setempat yang bermata pencaharian sebagai petani.
Keterangan resmi yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung, Senin, melaporkan rencana itu terungkap dalam Presentasi Rencana Bisnis dan Master Plan Pengembangan Desa Wisata Bakas yang dihadiri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung Anak Agung Putra Wedana.
Dalam Presentasi Rencana Bisnis dan Master Plan di Banjar Kawan, Desa Bakas Banjarangkan (7/2/2021) yang dihadiri Camat Banjarangkan I Dewa Komang Aswin, dan Kepala Desa Bakas I Wayan Murdana, itu, Perwakilan Tim Pengembangan Desa Wisata Bakas, I Putu Merta Astawa, menyampaikan bahwa tim sudah melakukan identifikasi potensi yang dimiliki Desa Bakas.
"Desa Wisata Bakas akan mengusung tema wisata 'agriculture tourism Village' sesuai latar belakang masyarakat Desa Bakas yang mayoritas petani," kata I Putu Merta Astawa.
Ia menyatakan Visi Desa Wisata Bakas adalah Terwujudnya Desa Bakas yang MANTAP (Maju, Aman, Transparan, Adil dan Partisipatif) berdasarkan Tri Hita Karana.
"Misinya ada tiga yakni, Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa berbasis nilai-nilai kearifan lokal Tri Hita Karana, mewujudkan pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan melalui pelibatan partisipasi seluruh masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menggalakkan potensi lokal berbasis pada sistem ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa," katanya.
Dalam sambutannya, Bupati Suwirta mengingatkan Pokdarwis untuk menjaga dan bahkan meningkatkan koordinasi dengan aparat dan masyarakat desa, agar tujuan dari terbentuknya Desa Wisata di Desa Bakas yakni Dari, Oleh dan Untuk masyarakat Desa dapat tercapai.
Selain itu, Bupati Suwirta mengharapkan agar masyarakat Desa dapat ikut berperan serta dalam mempromosikan Desa Wisata ini agar Desa Bakas kedepannya dapat menjadi Desa yang mandiri.
Bank Sampah
Sebelumnya (6/2), Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kembali mengunjungi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, untuk melakukan pemantapan konsep lebih matang dan memotivasi semangat kerja karyawan.
Polemik sampah tidak hanya dialami perkotaan semata, masalah tersebut kini meluas sampai pedesaan, seperti di Kecamatan Nusa Penida khususnya di Desa Batununggul. Batununggul sebagai desa yang sentral selain sebagai pusat pemerintahan Kecamatan juga pusat ekonomi.
Saat ditemui di kantornya (25/2), Perbekel Desa Batununggul, I Ketut Sulatra, menyampaikan sampah notabene masalah personal tetapi problem bersama tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, ada sebuah kolerasi secara kolektif. Berbicara sampah, kata Sulatra, semenjak dirinya dilantik beberapa bulan lalu langsung menggeber bagaimana persoalan sampah dari hulu, khususnya di lingkungan rumah tangga bisa diminimalkan terlebih dahulu. Pemilahan sampah bagian yang terpenting.
Melalui Bank Sampah, Desa Batununggul mendirikan pos sementara ini sebanyak 3 diantaranya Pos Batumulapan, Kutapang dan Mentigi dan kemungkinan akan berkembang hingga per banjar. Secara teknik masyarakat membawa sampah baik yang plastik dan organik dipisahkan terlebih dahulu baru ditukar di pos Bank Sampah.
Sampah yang bawah masyarakat ditimbang baru kemudian dinilaikan dengan uang berupa tabungan. “Kami start awal bersosialisasi dari dusun ke dusun setelah dirasa cukup baru kami berkalaborasi dengan stakeholder lainnya untuk berkerja sama,“ ujarnya.
Saldo tabungan yang ditukarkan warga bisa sewaktu-waktu ditarik yang dikelola oleh Bumdes Batununggul. Selain pemberdayaan masyarakat dalam hal penanganan sampah, ia juga memperdayakan bagi Rumah Tangga Miskin lewat (RTM) program pembuatan keranjang. Selanjutnya keranjang yang dibuat oleh RTM tersebut disebar kepada masyarakat untuk pemilahan sampah mulai dari rumah tangga masing-masing.
Khusus untuk sampah organik yang akan menjadi pupuk kompos sementara ini diberikan kepada masyarakat secara Cuma-Cuma. Dan kedepannya menurut Sulatra tahun depan menggenjot pertanian sebagai daya ungkit keberlanjutan dari program Bank Sampah dimana sampah yang dikelola menjadi kompos tersebut akan diberdayakan warga sebagai pupuk menyuburkan tanaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Keterangan resmi yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung, Senin, melaporkan rencana itu terungkap dalam Presentasi Rencana Bisnis dan Master Plan Pengembangan Desa Wisata Bakas yang dihadiri Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung Anak Agung Putra Wedana.
Dalam Presentasi Rencana Bisnis dan Master Plan di Banjar Kawan, Desa Bakas Banjarangkan (7/2/2021) yang dihadiri Camat Banjarangkan I Dewa Komang Aswin, dan Kepala Desa Bakas I Wayan Murdana, itu, Perwakilan Tim Pengembangan Desa Wisata Bakas, I Putu Merta Astawa, menyampaikan bahwa tim sudah melakukan identifikasi potensi yang dimiliki Desa Bakas.
"Desa Wisata Bakas akan mengusung tema wisata 'agriculture tourism Village' sesuai latar belakang masyarakat Desa Bakas yang mayoritas petani," kata I Putu Merta Astawa.
Ia menyatakan Visi Desa Wisata Bakas adalah Terwujudnya Desa Bakas yang MANTAP (Maju, Aman, Transparan, Adil dan Partisipatif) berdasarkan Tri Hita Karana.
"Misinya ada tiga yakni, Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa berbasis nilai-nilai kearifan lokal Tri Hita Karana, mewujudkan pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan melalui pelibatan partisipasi seluruh masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menggalakkan potensi lokal berbasis pada sistem ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa," katanya.
Dalam sambutannya, Bupati Suwirta mengingatkan Pokdarwis untuk menjaga dan bahkan meningkatkan koordinasi dengan aparat dan masyarakat desa, agar tujuan dari terbentuknya Desa Wisata di Desa Bakas yakni Dari, Oleh dan Untuk masyarakat Desa dapat tercapai.
Selain itu, Bupati Suwirta mengharapkan agar masyarakat Desa dapat ikut berperan serta dalam mempromosikan Desa Wisata ini agar Desa Bakas kedepannya dapat menjadi Desa yang mandiri.
Bank Sampah
Sebelumnya (6/2), Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kembali mengunjungi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, untuk melakukan pemantapan konsep lebih matang dan memotivasi semangat kerja karyawan.
Polemik sampah tidak hanya dialami perkotaan semata, masalah tersebut kini meluas sampai pedesaan, seperti di Kecamatan Nusa Penida khususnya di Desa Batununggul. Batununggul sebagai desa yang sentral selain sebagai pusat pemerintahan Kecamatan juga pusat ekonomi.
Saat ditemui di kantornya (25/2), Perbekel Desa Batununggul, I Ketut Sulatra, menyampaikan sampah notabene masalah personal tetapi problem bersama tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, ada sebuah kolerasi secara kolektif. Berbicara sampah, kata Sulatra, semenjak dirinya dilantik beberapa bulan lalu langsung menggeber bagaimana persoalan sampah dari hulu, khususnya di lingkungan rumah tangga bisa diminimalkan terlebih dahulu. Pemilahan sampah bagian yang terpenting.
Melalui Bank Sampah, Desa Batununggul mendirikan pos sementara ini sebanyak 3 diantaranya Pos Batumulapan, Kutapang dan Mentigi dan kemungkinan akan berkembang hingga per banjar. Secara teknik masyarakat membawa sampah baik yang plastik dan organik dipisahkan terlebih dahulu baru ditukar di pos Bank Sampah.
Sampah yang bawah masyarakat ditimbang baru kemudian dinilaikan dengan uang berupa tabungan. “Kami start awal bersosialisasi dari dusun ke dusun setelah dirasa cukup baru kami berkalaborasi dengan stakeholder lainnya untuk berkerja sama,“ ujarnya.
Saldo tabungan yang ditukarkan warga bisa sewaktu-waktu ditarik yang dikelola oleh Bumdes Batununggul. Selain pemberdayaan masyarakat dalam hal penanganan sampah, ia juga memperdayakan bagi Rumah Tangga Miskin lewat (RTM) program pembuatan keranjang. Selanjutnya keranjang yang dibuat oleh RTM tersebut disebar kepada masyarakat untuk pemilahan sampah mulai dari rumah tangga masing-masing.
Khusus untuk sampah organik yang akan menjadi pupuk kompos sementara ini diberikan kepada masyarakat secara Cuma-Cuma. Dan kedepannya menurut Sulatra tahun depan menggenjot pertanian sebagai daya ungkit keberlanjutan dari program Bank Sampah dimana sampah yang dikelola menjadi kompos tersebut akan diberdayakan warga sebagai pupuk menyuburkan tanaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021