Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah dan masyarakat di Bali menyambut baik ditetapkannya organisasi pengairan tradisional dalam bidang tradisional atau subak sebagai salah satu warisan budaya dunia (WBD) oleh organisasi dunia di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
    
"Harapan untuk menjadikan subak diakui sebagai WBD itu melalui proses dan kerja keras hampir 12 tahun," kata Sekretaris Tim Penyusunan Proposal WBD Subak, Prof Dr I Wayan Windia, di Denpasar, Senin.
    
Menurut dia, keputusan UNESCO untuk mengayomi subak menuntut perhatian dari pemerintah pusat, Pemprov Bali, dan pemerintah kabupaten/kota.
    
"Bagaimana petani senang dalam nenekuni dan melanjutkan pekerjaan sebagai seorang petani sehingga lahannya tetap bisa  dipertahankan dan menghindari terjadinya alih fungsi," kata guru besar Universitas Udayana (Unud) itu.
    
Ia mengingatkan pemerintah agar lebih serius lagi dalam memperhatikan petani. "Jangan sampai petani kondisinya memprihatinkan. Kalau hal itu sampai terjadi, tentu pengakuan dari UNESCO bisa dicabut dan tentu akan memalukan pemerintah Indonesia di dunia internasional." kata Windia.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Windu Nuryanti menyatakan, budaya Subak Bali sebagai cermin Tri Hita Karana baru saja disetujui untuk ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco.
    
Menurut dia, keputusan tersebut ditetapkan  melalui sidang pleno di St Petersburg, Rusia, pada 20 Juni 2012.(*/M038/T007)   

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012