Menjelang pameran IKM Bali Bangkit pada 1 Februari hingga 31 Maret 2021, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster meminta para perajin peserta Pameran IKM Bali Bangkit untuk menonjolkan produk asli Bali.

"Kerajinan asli Bali, baik kain tenun, perak, ukiran batu hingga kayu mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Jangan tinggalkan itu dengan menjual produk tiruan," kata Putri Koster di Taman Budaya Denpasar, Jumat.

Saat memberikan pengarahan teknis kepada 50 perajin peserta Pameran IKM Bali Bangkit itu, ia mengatakan berinovasi dan berkreasi itu wajib dilakukan perajin. Namun, harus tetap menjaga kualitas dan warisan leluhur.

"Kita ingin menonjolkan produk asli Bali yang berkualitas, jadi penuhi itu. Jangan menjual produk tiruan yang menurunkan kualitas yang asli," ujarnya tentang pameran yang juga diharapkan mendorong Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) itu.

Baca juga: Wagub Cok Ace dukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia

Pendamping orang nomor satu di Bali itu mencontohkan kain songket Bali yang sudah kondang sebagai produk berkualitas dan mendunia, sehingga tidak perlu menjual kain songket bordir yang sudah pasti kualitasnya rendah.

"Itu seperti mencederai warisan leluhur kita. Jadi saya mengajak para perajin jangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk seperti itu," ujarnya seraya menjelaskan sudah tugas bersama untuk membangkitkan kembali produk lokal kebanggaan masyarakat Bali.

Oleh karena itu, hendaknya para peserta pameran yang terpilih kali ini supaya mengikuti aturan yang dibuat oleh Dekranasda.

Dia pun mengajak para perajin untuk merambah teknologi digital dalam memasarkan produknya. Karena, hal tersebut bisa menambah pangsa pasar dan tentu saja bisa meningkatkan pendapatan.

"Kita sudah punya Bali Mall, marketplace khusus untuk para perajin kita, ayo kita pergunakan hal tersebut sebaik-baiknya," katanya.

Putri Koster juga menyebut rencana Gubernur Bali yang akan membuat Pusat Kebudayaan Bali. "Saya sudah meminta agar menyediakan tempat pameran bertaraf internasional, sehingga para perajin kita bisa menjadi tuan rumah di sana seperti halnya Jakarta mempunyai JCC," ucapnya.

Baca juga: Dekranasda Bali: Jangan jadi generasi yang hilangkan warisan leluhur

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ida Ayu Kalpika mengatakan pameran akan berlangsung dari 1 Februari – 31 Maret 2021 di Taman Budaya Denpasar.

Pameran tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali selama masa pandemi COVID-19 dengan meningkatkan kreativitas IKM, membangkitkan produksi pasar di dalam dan luar negeri serta mengembangkan produk lokal.

Pameran yang akan diikuti oleh 50 IKM ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat

"Selain membatasi jumlah peserta dan penunggu pameran, semua peserta juga diwajibkan memakai masker, tidak berkerumun, mengukur suhu setiap hari dengan alat yang disediakan panitia serta mengikuti rapid test dan swab," katanya.

Senada dengan Putri Koster, ia pun menjelaskan kali ini para peserta dilarang menjual produk tiruan seperti songket bordiran dan perhiasan berbahan alpaka.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021