Bupati Jembrana I Putu Artha belum divaksin terkait COVID-19, karena faktor kesehatan yakni memiliki riwayat penyakit jantung, stroke ringan dan kelenjar teroid.

"Saya menyesal tidak bisa mendapatkan vaksin, padahal sudah sangat berharap. Tapi petugas medis tentu lebih tahu, apa saya layak atau tidak mendapatkan vaksin," kata Artha saat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Jembrana, Bali, diagendakan mendapatkan vaksin di RSU Negara, Jumat.

Dua hari sebelum vaksinasi ini, ia melakukan general chek up dan penyakit bawaan terdahulu masih terecord dalam catatan medis.

Meski tidak mendapatkan vaksin, ia menghargai ketelitian petugas medis, yang bisa menjadi bukti bahwa pemberian vaksin COVID-19 tidak asal-asalan, tapi melihat kondisi dari penerima terlebih dahulu.

Baca juga: Bupati Buleleng belum ikuti vaksinasi untuk COVID-19 karena tensi

Sebelum dinyatakan tidak bisa mendapatkan vaksin, Artha terlebih dahulu menjalani cek tensi darah serta mendapat pertanyaan-pertanyaan dari petugas tentang kondisi dan riwayat kesehatannya.

"Kalau 14 hari lagi kondisi saya baik, saya siap untuk divaksin. Intinya, kapanpun saya dinyatakan bisa menerima vaksin, saya siap melakukannya," katanya.

Ia mengimbau masyarakat yang masuk daftar mendapatkan vaksin tidak perlu khawatir, karena selain aman dan halal, petugas juga akan meneliti terlebih dahulu riwayat kesehatan yang bersangkutan.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan yang pertama mendapatkan vaksin mengatakan, ada 16 pertanyaan yang harus dijawab sebelum menerima vaksin.

"Pertanyaan itu seputar riwayat kesehatan calon penerima vaksin. Masyarakat tidak usah khawatir, karena pemberian vaksin ini tidak asal-asalan," katanya.

Baca juga: RSPTN Unud Bali tambah ruang isolasi khusus pasien COVID-19

Selain kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, vaksinasi juga dilakukan terhadap tokoh agama dan tenaga medis yang ditargetkan selesai satu minggu ke depan.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021