Anggota DPD Made Mangku Pastika mengusulkan para mahasiswa yang sedang pulang kampung untuk menjadi relawan pendidikan bagi para siswa di lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mengusir kejenuhan bagi siswa yang selama pandemi COVID-19 ini belajar secara daring.
"Satu kelompok, misalnya terdiri dari lima sampai enam orang siswa, saya kira sudah cukup. Pilih saja anak-anak yang orang tuanya sama sekali tidak bisa membimbing mereka karena harus bekerja ataupun buta huruf," kata Pastika di Denpasar, Selasa.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu meyakini dalam kondisi pandemi ini banyak mahasiswa yang pulang kampung dan aktivitasnya tidak terlalu padat.
"Mungkin bisa ditugaskan beberapa mahasiswa di desa untuk menjadi sukarelawan pendidikan, satunya bertugas di sini dan yang lainnya ditugaskan di sana. Ini ide pemikiran saya, paling tidak anak-anak dapat terusir kejenuhannya yang selama ini belajar di rumah," ucap Pastika yang merupakan anggota Komite II DPD itu.
Selain itu, lanjut dia, dengan kegiatan belajar tatap muka dengan jumlah yang terbatas dan tetap mengedepankan protokol kesehatan itu, anak-anak pun bisa bergerak secara fisik karena sembari belajar sekaligus bisa dipadukan dengan kegiatan bermain bersama.
"Sama halnya dengan di pelosok Papua dan Kalimantan itu, yang turut jadi guru bagi siswa-siswa di daerah terpencil itu anggota TNI dan Polri," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Menurut Pastika, bagi siswa yang tinggal di perkotaan tentu persoalan belajar di rumah saja tidak terlalu menjadi persoalan karena secara ekonomi orang tua mereka cukup mampu.
Praktik mengajar kepada siswa dari keluarga yang tidak mampu, ujar dia, sebelumnya biasa diterapkan para siswa di SMAN Bali Mandara milik Pemerintah Provinsi Bali yang terletak di Kabupaten Buleleng.
"Setiap Sabtu dan Minggu para murid SMAN Bali Mandara berkeliling ke rumah-rumah orang tua siswa yang benar-benar tidak mampu untuk dibimbing anaknya. Intinya pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.
Sebelumnya Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai mengatakan belajar tatap muka di Kota Denpasar, Bali, yang sedianya dimulai pada awal Januari 2021 ditunda menjadi Maret 2021 karena kasus COVID-19 yang masih tinggi.
Pertimbangan lainnya juga untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus setelah libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Pada Maret nanti, Pemkot Denpasar akan menyimulasi pembelajaran tatap muka. Kesiapan sekolah mengelar tatap muka akan dinilai. "Jadi yang siap akan diizinkan, kemudian yang testing adalah izin orang tua," ujar Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Satu kelompok, misalnya terdiri dari lima sampai enam orang siswa, saya kira sudah cukup. Pilih saja anak-anak yang orang tuanya sama sekali tidak bisa membimbing mereka karena harus bekerja ataupun buta huruf," kata Pastika di Denpasar, Selasa.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu meyakini dalam kondisi pandemi ini banyak mahasiswa yang pulang kampung dan aktivitasnya tidak terlalu padat.
"Mungkin bisa ditugaskan beberapa mahasiswa di desa untuk menjadi sukarelawan pendidikan, satunya bertugas di sini dan yang lainnya ditugaskan di sana. Ini ide pemikiran saya, paling tidak anak-anak dapat terusir kejenuhannya yang selama ini belajar di rumah," ucap Pastika yang merupakan anggota Komite II DPD itu.
Selain itu, lanjut dia, dengan kegiatan belajar tatap muka dengan jumlah yang terbatas dan tetap mengedepankan protokol kesehatan itu, anak-anak pun bisa bergerak secara fisik karena sembari belajar sekaligus bisa dipadukan dengan kegiatan bermain bersama.
"Sama halnya dengan di pelosok Papua dan Kalimantan itu, yang turut jadi guru bagi siswa-siswa di daerah terpencil itu anggota TNI dan Polri," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Menurut Pastika, bagi siswa yang tinggal di perkotaan tentu persoalan belajar di rumah saja tidak terlalu menjadi persoalan karena secara ekonomi orang tua mereka cukup mampu.
Praktik mengajar kepada siswa dari keluarga yang tidak mampu, ujar dia, sebelumnya biasa diterapkan para siswa di SMAN Bali Mandara milik Pemerintah Provinsi Bali yang terletak di Kabupaten Buleleng.
"Setiap Sabtu dan Minggu para murid SMAN Bali Mandara berkeliling ke rumah-rumah orang tua siswa yang benar-benar tidak mampu untuk dibimbing anaknya. Intinya pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.
Sebelumnya Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai mengatakan belajar tatap muka di Kota Denpasar, Bali, yang sedianya dimulai pada awal Januari 2021 ditunda menjadi Maret 2021 karena kasus COVID-19 yang masih tinggi.
Pertimbangan lainnya juga untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus setelah libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Pada Maret nanti, Pemkot Denpasar akan menyimulasi pembelajaran tatap muka. Kesiapan sekolah mengelar tatap muka akan dinilai. "Jadi yang siap akan diizinkan, kemudian yang testing adalah izin orang tua," ujar Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021