Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berpandangan pencegahan penularan COVID-19 dan penanganannya menjadi kunci pemulihan pariwisata di wilayah itu.

"Pemerintah Provinsi Bali juga telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan verifikasi protokol kesehatan CHSE (cleanliness/kebersihan, health/kesehatan, safety/keamanan and environment/kelestarian lingkungan) dibantu industri pariwisata," kata Wagub Bali di Gianyar, Sabtu.

Dalam acara Simakrama (silahturahmi) Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bali itu, wagub menekankan, protokol kesehatan CHSE tersebut, wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan publik.

"Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan trust atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari risiko terjangkit COVID-19 selama berada di Bali," ujar pria yang akrab dipanggil Cok Ace itu.

Baca juga: Sekda: Penanganan COVID-19 di Bali melalui dua cara pandang

Oleh karena itu, kata Cok Ace, implementasi protokol kesehatan di semua sektor harus menjadi fokus bersama.

"Untuk memperkirakan kondisi perekonomian Tahun 2021, kita perlu memperhatikan pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali. Khusus untuk Bali kita perlu pula memperhatikan pola pemulihan pariwisata," ucapnya.

Selain melalui verifikasi protokol kesehatan, untuk memulihkan pariwisata Bali, pemprov setempat bekerja sama dengan pemangku kepetingan terkait juga melakukan sejumlah upaya, seperti program We Love Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal.

Kemudian ada program hot deall paket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan, seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan aktivitas minat wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau agar membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali.

"Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, yakni menginap dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama tidak lebih dari lima hari," katanya.

Baca juga: Dinkes: 2,6 juta orang penerima vaksin COVID-19 di Bali

Cok Ace menambahkan, pengaruh pandemi COVID-19 terhadap ekonomi Bali jauh lebih signifikan dibandingkan saat Bom Bali dan meletusnya Gunung Agung karena Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata.

"Sebelum pandemi COVID-19, sektor pariwisata menyumbang sampai 53 persen terhadap perekonomian Bali," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Kini, jumlah pengangguran di Bali yang diakibatkan oleh mewabahnya pandemi COVID-19 juga meningkat mencapai 5,6 persen dari total jumlah penduduk 4,2 juta jiwa. Terjadi peningkatan tajam sekitar hingga 4,4 persen dari persentase pengangguran tahun sebelumnya sebesar 1,2 persen.

Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi Bali yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho  mengatakan pihaknya akan turut serta membantu pemerintah dalam hal pemulihan perekonomian.

"Salah satunya dengan mempromosikan kesiapan Bali dalam menyambut kedatangan wisatawan nusantara sehingga perputaran ekonomi khususnya perputaran uang di Bali akan kembali normal," ucap Trisno.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020